Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Refleksi Kebangkitan Nasional Dari Masa Ke Masa

Hari Kebangkitan Nasional

Selain Hari Buruh yang sudah dikenal luas, di bulan Mei juga terdapat beberapa hari bersejarah terkait Reformasi. Di antaranya adalah hari terlepasnya Timor Timur dari Indonesia dan Hari Kebangkitan Nasional yang ketiganya jatuh pada tanggal 20 Mei. Seluruh peristiwa bersejarah pada tanggal 20 Mei tersebut tentu memiliki makna tersendiri bagi bangsa Indonesia.

Terutama Hari Kebangkitan Nasional yang setara umur kemerdekaan Republik Indonesia. Lalu apa relevansi Hari Kebangkitan Nasional pada masa Reformasi saat ini? Bukankah Orde Baru adalah sebuah bentuk Kebangkitan Nasional pada masa itu dan Reformasi adalah bentuk Kebangkitan Nasional pada masa kini?

Kebangkitan Nasional 1908

Pada tahun 1908, organisasi Boedi Oetomo dibentuk dr. Wahidin Sudirohusodo dan Sutomo, seorang pelajar STOVIA di Jakarta, dengan tujuan memperoleh kemajuan yang harmonis bagi nusa dan bangsa Jawa-Madura sebagai bentuk nasionalisme dalam menjawab kondisi sosial masyarakat Jawa dan Madura, karena pada saat itu persatuan Indonesia belum dikenal.

Setelah 24 tahun berdiri, pada kongres tahun 1932, tujuan Boedi Oetomo diubah secara radikal yaitu mencapai Indonesia merdeka. Pada saat itu keanggotaannya sudah mulai longgar dan didasari spirit nasionalisme menuju Indonesia merdeka dan bersatu. Kemudian pada Kongres 1933, Boedi Oetomo membahas Ordonasi Sekolah Liar (Wilde Scholen Ordonnantie) untuk memperbaiki hidup kaum tani dan penentangan terhadap pembatasan hak berserikat dan berkumpul.

Dari sini dapat kita lihat bahwa peran Boedi Oetomo pada masa itu mulai menampakkan semangat nasionalisme dalam menentang imperialisme Belanda.

Kebangkitan Nasional 1948

Sementara pada tahun 1948, mengapa peran Boedi Oetomo sangat penting?

Sebab pada tahun tersebut Indonesia mengalami sebuah krisis politik internal yang sangat serius, ketika kelompok-kelompok politik dominan memiliki tafsir sendiri-sendiri terkait arah tujuan Republik ini. Belum lagi ancaman dari Belanda yang kembali akan melakukan agresi militernya.

Untuk itu, pemerintah membutuhkan sebuah organisasi yang dapat mewakili kepentingan kaum nasionalis, sebagai pemersatu yang dapat dipahami secara politik dan simbolik. Akhirnya Soekarno menetapkan lahirnya Boedi Oetomo, 20 Mei 1908 sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Dengan harapan, kelompok-kelompok politik dominan yang sedang bertikai dapat kembali bersatu, sehingga dapat bersama-sama rakyat Indonesia melawan Belanda.

Kebangkitan Nasional 2015

Hari Kebangkitan Nasional sejak awal lahir dan Boedi Oetomo pada khususnya mungkin telah mampu melewati sejumlah persoalan dan terbukti Indonesia masih ada hingga saat ini. Namun dengan tantangan-tantangan yang terus silih berganti, saat ini kebangkitan Nasional menghadapi sejumlah tantangan berat di antaranya perseteruan politik yang dari tahun ke tahun terus saja semakin gaduh.

Di sisi lain, keharmonisan rakyat Indonesia kian hari terus digoyang kelompok intoleran yang tak kenal lelah menebar virus kebencian atas nama agama yang tiap saat potensial memicu konflik komunal antar sesama warganegara. Ditambah lagi kian maraknya gerakan takfiri berwujud penyesatan yang tak hanya dilakukan masyarakat awam tapi kerapkali juga oleh mereka yang bergelar ulama.

Kondisi sumber daya alam Indonesia yang terus dikeruk oleh pihak asing, mental korup sebagian pejabat negara yang seolah tak pernah jera melakukan korupsi, perseteruan antar sesama instansi pemerintah dan gagapnya penegak hukum mengambil tindakan tegas bagi pelaku kekerasan atas nama agama pun masih terus berlanjut.

Maka mampukah spirit Hari Kebangkitan Nasional menjadi salah satu jawaban atas permasalahan Indonesia saat ini? (Lutfi/Yudhi)

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *