Berita
Refleksi 5 Tahun Perjalanan Advokasi Syiah Sampang
Surabaya – Sejumlah organisasi tergabung dalam jaringan Advokasi Syiah Sampang terdiri dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya, AMAN Indonesia, Yakkum Emergency Unit (YEU), Ahlulbait Indonesia (ABI) Jatim, Amnesty International, Gusdurian, Keuskupan Jatim, PMII Sampang, YLBHU, YLBHI, PUSAD, ANBTI, dan Asian Human Rights Commission (AHRC), mengadakan acara refleksi lima tahun perjalanan advokasi Muslim Syiah Sampang, di Surabaya, Selasa (21/3).
“Acara ini digelar sebagai upaya mendorong pemerintah segera menyelesaikan tragedi Sampang dengan landasan Undang-Undang untuk menghindari tragedi serupa yang dapat menimpa warga negara rentan lainnya di kemudian hari,” papar Muadz selaku wakil ketua panitia acara itu. Muadz menambahkan, acara tersebut juga dimaksudkan untuk mengingatkan publik akan dampak buruk aksi intoleransi. Kasus yang menimpa Muslim Syiah Sampang merupakan contoh nyata dampak dari tindakan intoleransi di negeri ini.
Selain itu, kegiatan ini juga sebagai upaya untuk mengajak masyarakat luas dan mengingatkan pemerintah agar segera mengambil langkah kongkrit atas persoalan yang dihadapi komunitas Syiah Sampang. Sampai hari ini belum ada kejelasan menyangkut nasib mereka. Pada Agustus 2012, mereka diusir dari rumah-rumah mereka di Kabupaten Sampang setelah sebuah kelompok massa anti-Syiah menyerang. Atas kejadian itu, kemudian otoritas pemerintah Sampang menempatkan komunitas Syiah di GOR Sampang. Pada 20 Juni 2013, pihak berwenang Kabupaten Sampang kembali mengusir paksa dan memindahkan mereka ke rusun Jemundo, kec. Sepanjang, kab. Sidoarjo. Jawa Timur hingga kini.
Lima tahun berlalu, jaringan advokasi telah melakukan berbagai upaya mendesak pemerintah untuk mengambil langkah dan memastikan pemulangan secara bermartabat dan memenuhi prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia. Janji penyelesaian dan pemulangan terhadap komunitas Syiah Sampang sudah mencuat sejak Juli 2013, saat itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menemui anggota-anggota komunitas Syiah dan berjanji untuk memulangkan mereka ke kampung halaman dan membangun kembali rumah-rumah yang dirusak.
Selain itu, mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga telah membentuk Tim Rekonsiliasi dengan menunjuk Rektor IAIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya sebagai ketua. Dalam perjalanannya tim rekonsiliasi tidak berjalan sesuai harapan. Pada Agustus 2014, Menteri Agama Lukman Hakim, sebelumnya juga telah menemui komunitas Syiah maupun para pemimpin dari komunitas Sunni di Sampang, dan mengklaim ia sangat optimis bahwa komunitas Syiah bisa pulang ke rumah mereka. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada tindakan nyata upaya pemerintah memulangkan pengungsi.
Oleh sebab itu, dalam renungan malam ini jaringan advokasi mendesak pemerintah segera mengambil langkah strategis dalam waktu sesingkat-singkatnya untuk memulangkan pengungsi ke kampung halamanya, serta mengembalikan hak-hak pengungsi yang dihilangkan paksa selama berlangsungnya pengusiran.
Dalam renungan malam juga digelar penandatanganan deklarasi bersama mendukung kepulangan pengungsi oleh jaringan advokasi.
Baca juga:
Lima Tahun Terusir dari Kampung Sendiri
Deklarasi Bersama Pulangkan Pengungsi Sampang
(Malik)