Berita
Rakyat Bahrain Kompak, Kutuk Kesepakatan ‘Tercela’ Bahrain-Zionis
Normalisasi hubungan rezim kolonial zionis dan monarki Bahrain pada Jumat (11/9) mendapat kecaman dan penolakan pelbagai kelompok berpengaruh di negara itu. Bahkan, masyarakat Bahrain yang dikenal lebih vokal dari masyarakat di Uni Emirat Arab (UAE), menggemakan tagar #Bahrainis_against_normalization di dunia maya.
Kelompok oposisi Bahrain juga menolak keputusan Kerajaan Bahrain untuk menormalkan hubungan diplomatik dengan rezim zionis. Ulama terkemuka Bahrain, Ayatullah Sheikh Isa Qassim mengatakan, kesepakatan zionis dan monarki UAE bulan lalu, kemudian disusul Bahrain pada Jumat lalu, bertentangan dengan aspirasi rakyat.
“Pemerintah mengalami kekalahan psikologis dan ingin memaksakannya pada rakyat. Rakyat harus melawan kekalahan ini,” ujarnya seperti dikutip Reuters.
Senada dengan Ayatulloh Sheikh Isa, sekelompok asosiasi politik dan masyarakat sipil Bahrain, juga menentang kesepakatan itu. “Kesepakatan normalisasi tidak akan mendapat dukungan popular. Ini sejalan dengan generasi Bahrain yang telah dibesarkan dalam kesetiaan pada perjuangan Palestina,” kata pernyataan bersama yang dikeluarkan kelompok asosiasi politik tersebut.
Deputi Sekretaris Jenderal al-Wefaq Bahrain menegaskan dukungan penuh rakyat di negaranya terhadap perjuangan bangsa tertindas Palestina.
Al-Mayadeen melaporkan, Sheikh Hussein Daihi pada Selasa (15/9) menyinggung perjanjian tercela normalisasi hubungan diplomatik rezim Khalifa dan zionis.
“Penguasa UEA dan Bahrain menggunakan dalih perdamaian dengan menargetkan cita-cita bangsa Palestina,” ujar Sheikh Daihi.
Sebelumnya, gerakan al-Wefaq pada Minggu malam mengumumkan bahwa rezim monarki Khalifa telah memaksa lembaga keagamaan, olahraga, dan sipil Bahrain untuk mengeluarkan pernyataan yang mendukung langkah kompromis dengan rezim zionis.