Berita
Rakornas MAI: Meningkatkan Sinergi dan Kinerja Organisasi dengan Spirit Ukhuwah
Jagakarsa, Jumat (28/10) Rapat Koordinasi Nasional Muslimah Ahlul Bait Indonesia yang bertepatan dengan bulan perjuangan, Bulan Imam Husein dan Sumpah Pemuda mengambil tema Menguatkan Infrastruktur Organisasi dan Menyelaraskan Program Nasional.
Adapun acara yang diselenggarakan dua hari ini memiliki susunan acara sangat menarik di antaranya mengahadirkan beberapa narasumber seperti; Ustaz Hasan Dalil, Ustaz Umar Shahab, Ustaz Ahmad Hidayat, Ustaz Musa Al Habsyi dan Ustaz Safwan.
Dalam sesi pertama Ustaz Hasan memberi pesan bahwa diperlukan penguatan dari sisi spiritual, adanya muhasabbah dan mendeteksi secara cepat penyakit spiritual serta kekurangan yang tidak hanya mengganggu diri tetapi juga organisasi. Beliau juga menjelaskan mengenai keorganisasian membutuhkan kerja sama dan pola kehidupan sosial yang baik, silaturahmi, toleransi dan saling mengokohkan.
Selanjutnya Ustaz Umar juga menjelaskan organisasi dalam konteks Wilayah namun ada aspek yang menjadi fokus dalam organisasi yaitu aspek pembelaan terhadap mazhab dari berbagai ancaman, baik luar maupun dari dalam dan aspek kualitas komunitas yang harapannya SDM komunitas ini adalah orang-orang yang unggul di segala bidang.
Kemudian Ustaz Ahmad memperjelas dengan materi keorganisasain ABI (Ahlul Bait Indonesia) dan Islam Syiah di Indonesia dari segi sejarah, kebudayaan dan politik. Begitu juga latar belakang ormas ABI dalam upaya membangun toleransi, pendidikan, pelayanan sosial dan kerja sama.
Selain itu Ustaz Musa menjelaskan peran MAI dalam pergerakan perempuan. Dalam hal ini beliau menceritakan Dr. Arzu Mehrai aktivis perempuan dan peneliti khusus di bidang dekolonisasi, yang mengamati jejak kultural dan ideologis dari penjajahan dan dampak penjajahan pada suatu bangsa. Menurutnya, apabila suatu bangsa dijajah cukup lama, maka kebudayaan akan musnah dan berganti dengan peradaban sang penjajah. Pesan beliau kepada perempuan di sini sebagai seorang istri dan seorang ibu adalah bagaimana menjadi panutan hidup dan bersama-sama menjaga keluarga dari pengaruh buruk budaya Barat.
Dan yang terakhir pemaparan dari Ustaz Safwan menjelaskan penguatan keluarga dan kebangkitan perempuan. Yakni bagaimana membangun diri sendiri dan upaya satu keluarga mengenal bahasa cinta sehingga wanita ditempatkan sebagai rumah cinta dan wanita sebagai penerima cinta.
Intinya, semua narasumber sepakat untuk membangun kinerja organisasi yang lebih baik, bekerja sama dengan spirit ukhuwah demi menciptakan peradaban gemilang yang dicita-citakan.
Acara seperti ini layak diapresiasi dan terus disinambungkan, terutama untuk meningkatkan peran wanita dalam menggali kemampuan berorganisasi serta membangun nilai-nilai positif untuk pembangunan bangsa Indonesia. (Zainuddin/Yudhi)