Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Psikolog: Pelaku Bully Kurang Pendidikan Toleransi

Mengenai kasus bully yang belakangan terjadi dan menimpa seorang mahasiswa berkebutuhan khusus, Psikolog anak dan keluarga Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psi. menyoroti tentang pengasuhan keluarga pada pelaku.

“Yang bisa dilihat di kasus ini, para pelaku (dan juga para saksi yang membiarkan) kurang tertanam di dalam diri mereka tentang toleransi terhadap perbedaan dan kurang berempati jadinya,” kata Vera.

Menurutnya, toleransi bukan hanya sebatas perbedaan keyakinan, tapi juga perbedaan kondisi dalam hal ini anak-anak yang punya kebutuhan khusus atau punya keterbatasan tertentu.

Tentunya, hal ini juga tak terlepas dari peran pihak di lembaga pendidikan tempat anak menimba ilmu.

“Kita tidak bisa menyalahkan media/internet saja dalam hal ini tapi juga menjadi bahan instropeksi bagi orangtua dan juga lingkungan pendidikan tentang bagaimana seharusnya membimbing anak agar dapat berperilaku manusiawi dan bijak di dalam lingkungan yang inklusif,” ujar Vera seperti silansir laman media Antara, Senin (17/7).

Terkuaknya kembali kasus bullying ini setelah sebuah video memperlihatkan seorang mahasiswa dibully oleh rekan-rekannya viral sejak pekan lalu.

Menurut kabar, korban merupakan mahasiswa sebuah universitas swasta di kawasan Depok dan dia berkebutuhan khusus.

Dalam video itu sekelompok orang tampak menahan laju seorang pria berjaket abu-abu dengan menarik tas ranselnya. Korban tidak bisa berjalan karena tindakan itu.

Karena kesal, korban akhirnya melempar tempat sampah ke arah orang yang mengganggunya.

Di sisi lain, orang-orang di sekitarnya tak terlihat membantu korban, mereka hanya diam terpaku. Sebagian bahkan terdengar meneriaki korban.

Yang harus dilakukan orangtua ketika anaknya menjadi korban bully

Setiap orang bisa saja menjadi korban bully rekan sebayanya atau bahkan orang di sekitarnya. Lantas apa yang bisa orang tua lakukan jika korban bully menimpa anak mereka?

Vera mengatakan hal pertama yang perlu dilakukan adalah menenangkan anak.

“Tenangkan, tanamkan pada anak bahwa dia tetap dicintai dan berharga (karena perlakuan bully membuat anak merasa tak berdaya dan tak berguna),” kata Vera.

Kemudian, yakinkan anak bahwa orang-orang di sekililingnya seperti keluarga, kerabat dan lainnya dapat membantu dan melindunginya.

“Yakinkan bahwa banyak pihak yang dapat membantunya dan pastikan perlindungan bahwa ini tidak akan terjadi lagi,” kata Vera. (MZ)

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *