Berita
Profesi Mulia Ibu Rumah Tangga
Sebagian kalangan beranggapan bahwa wanita di zaman modern ini baru akan dianggap maju apabila telah mampu mencapai derajat karier yang melampaui laki-laki. Misalnya dengan menjadi direktur perusahaan swasta atau BUMN dan profesi-profesi lain yang tidak biasa digeluti kaum wanita. Sehingga muncul stigma bahwa “profesi” sebagai ibu rumah tangga adalah hal yang biasa dan tak istimewa, apalagi bisa memunculkan kebanggaan.
Lalu seperti apa sebenarnya kedudukan ibu rumah tangga dalam Islam?
“Di dalam Islam, profesi seorang ibu rumah tangga adalah profesi yang sangat mulia,” terang Ustazah Euis Daryati, dalam silaturahmi Muslimah Ahlulbait Indonesia Jawa Barat di Villa Naraja, Lembang Asri, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/4) lalu. Acara yang juga dihadiri sejumlah delegasi DPP Muslimah Ahlulbait Indonesia dari Jakarta tersebut mengambil tema “Posisi Strategis Muslimah dalam Masa Penantian(Intizhar Al-Mahdi).”
Dalam tausiyahnya Ustazah Euis kembali menegaskan betapa mulianya profesi ibu rumah tangga bagi seorang wanita. Beliau kemudian mengutip apa yang disampaikan oleh Imam Khomeini, “Di pangkuan seorang wanita, posisi seorang mukmin akan melesat ke langit.”
Hal itu menunjukkan bahwa peran wanita (ibu) sangat besar dalam menghantarkan seorang (anak) laki-laki untuk mencapai derajat yang tinggi, yaitu dengan cara mendidik si anak tersebut sejak masa kanak-kanak.
Ustazah Euis lebih jauh menjelaskan bahwa apabila pekerjaan rumah tangga itu dilakukan dengan ikhlas maka akan mendapatkan pahala yang tinggi. Alasan kenapa wanita tetap mengerjakannya meski hal itu bukanlah kewajiban, menurut Ustazah Euis adalah karena mereka mengetahui bahwa Allah menyukai wanita yang berbakti kepada suaminya.
“Inilah yang membuat kita beda, sebab walaupun bukan kewajiban kita tetap menjalankannya, sehingga nilainya itu adalah ikhlas,” terang beliau.
Ustazah Euis mencontohkan pahala istri yang mengambilkan satu gelas air minum bagi suaminya yang pulang kerja akan mendapatkan pahala sama dengan ibadah selama satu tahun. Sedangkan bagi istri yang menata, merapikan rumah selama tujuh hari berturut-turut maka akan dibukakan tujuh pintu surga dan dia dapat masuk dari pintu yang mana saja.
“Jadi profesi ibu rumah tangga itu sungguh sangat mulia dan itu harus dipahami tak kalah membanggakan seperti halnya profesi yang lain,” pungkasnya. (Fuad/Yudhi)