Berita
Pola Mendidik Anak ala Sayidah Fatimah az-Zahra
Semarang – TPQ Rausyan Fikr Semarang bekerjasama dengan Muslimah Ahlubait Indonesia Pimcab Kota Semarang dan Sunday School Semarang mengadakan peringatan wiladah Sayidah Fatimah az-Zahra pada Minggu Siang 10 Maret 2019 di kawasan Jalan Baterman Besar, Semarang, Jawa Tengah.
Acara yang dimulai pukul 10.00 WIB ini berjalan khidmad sampai dengan selesai, dihadiri oleh banyak pencinta Ahlulbait, mulai dari anak-anak sampai orangtua.
Tema peringatan wiladah Sayidah Fatimah tahun ini adalah “Mengenal Bunda Zahra, Sumber cinta dan Ketangguhan Wanita Surga”. Inti dari ceramah yang disampaikan pemateri adalah tentang pentingnya mengenalkan Nabi dan keluarganya sejak putra-putri berusia dini. Sosok az-Zahra adalah merupakan sumber cinta dalam berperilaku, beliau adalah prototype yang sempurna untuk dijadikan teladan bagi manusia. Dengan mempelajari dan meneladanikan az-Zahra akan memberikan efek positif secara ruhiyah kepada puta-putri kita.
Begitu Pentingnya mencintai Az Zahra, tidak sedikit Alquran berbicara mengenai sosoknya seperti dalam surah al-Ahzab, al-Kautsar dan lain sebagainya. Beliau adalah termasuk dari AhlulKisa, dimana terdapat 5 manusia suci yang telah disucikan oleh Allah Swt.
Ada beberapa poin penting yang wajib dilakukan orangtua terhadap putra-putrinya. Pertama, mengenalkan sosok Fatimah, karena beliau adalah suri tauladan, yakni contoh yang paling sempurna di semesta alam ini. Kewajiban orangtua untuk mengajarkan sosoknya sebagai fondasi anak-anak. Untuk mengetahui akhlak, perilaku dan sejarah Rasul Saw sekeluarga haruslah dari Alquran dan Ahlulbait, seperti mata uang yang sisinya tidak dapat dipisahkan maka tidak mungkin mengenal Ahlulbait kalau bukan dari keluarga Rasul Saw. Kalau kita ingin mengenal cinta, sumbernya adalah az-Zahra dan orangtua pun wajib bertaqwa jika ingin punya anak yang soleh dan solehah.
Kedua, memberikan nama-nama yang baik kepada anaknya dan itu merupakan hak seorang anak. Ketiga, tidak memberikan makan terlalu banyak, dan memberikan cukup waktu istirahat agar malamnya bisa bermunajat kepada Allah Swt. Keempat, mengajarkan berdoa dengan baik dan benar, tidak egois. Kelima mengajarkan cinta, kelembutan, dan kasih sayang, bukan menakut-nakuti. Mengajarkan keterbukaan dan kedekatan hubungan antara anak dan orangtua. Keenam, menghargai orang lain. Terakhir yang paling penting, ajarkan anak tentang ilmu Agama. (dewi)