Ikuti Kami Di Medsos

Berita

PGLII: Usut dan Hukum Pelaku Insiden Tolikara

Insiden Tolikara

Insiden kebakaran Kalitora saat umat Islam hendak merayakan Hari Raya Idulfitri menghentak Nusantara. Tak hanya umat Islam yang terganggu kekhusyukannya saat merayakan Idulfitri, kaum Nasrani pun terkejut mendengar peristiwa ini.

Dalam Konferensi Pers di Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Jakarta, Ketua Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil di Indonesia (PGLII), Roni Mandang menyatakan keprihatinan dan keterkejutannya atas peristiwa kebakaran Kaburaga, di Kabupaten Tolikara, Papua, Jumat (17/7).

“Tragedi ini mengejutkan dan memprihatinkan. Kami sangat menyesalkan terjadi dan tak membenarkan apapun bentuk kekerasan terjadi,” ujar Roni.

“Namun yang paling kami sayangkan, seharusnya hal itu bisa dicegah sejak awal oleh aparat. Kan sudah ada surat edaran itu, tapi kenapa aparat keamanan membiarkannya, memperlakukannya seolah-olah ini masalah sentimen agama?” keluh Roni.

Roni mengaku baru mengetahui edaran yang mengatasnamakan PGLII itu tanpa sepengetahuan PGLII Pusat.

“Kalau kita tahu pasti kita tidak akan mengizinkannya,” ujar Roni.

Roni juga menyatakan bahwa (kebakaran yang dikabarkan sebagai akibat) penyerangan itu tidak sesuai dengan ajaran Yesus.

“Tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun tak bisa diterima. Dan tak mencerminkan ajaran Yesus Kristus,” ujar Roni.

“Karena banyaknya versi kronologi kejadian, kami ingin mengklarifikasi rumor yang beredar bahwa kelompok Kristen tiba-tiba menyerbu. Yang terjadi adalah saat ada dialog antara pihak Gereja dengan pihak Masjid, tiba-tiba ada tembakan. Sekejap 12 orang roboh. Satu tewas. Ini bikin GIDI kacau dan membuat massa Kristen membakar.”

“Karena itu kami minta aparat mengusut tuntas pelaku peristiwa ini. Untuk menghukum siapa pun pelakunya,” ujar Roni.

Sementara itu dari Persekutuan Gereja Indonesia dan dari Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia, Oditha R. Hutabarat juga menyesalkan terjadinya insiden ini dan meminta maaf kepada umat Islam. Ia juga meminta aparat segera mengusut akar masalahnya dan menghukum siapapun yang bersalah.

“Kami amat menyesalkan kejadian yang menodai toleransi beragama dan bulan suci Ramadhan ini,” ujar Oditha. (Muhammad/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *