Berita
Pesan Ukhuwah al-Quran
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Sesungguhnya orang-orang beriman itu tdak lain adalah saudara. Sebab itu, damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. al-Hujarat: 10)
Ayat suci ini dengan tegas menyatakan bahwa orang-orang beriman itu saling bersaudara. Berkenaan dengannya, Allamah Kamal Faqih Imani menerangkan dalam Tafsir Nurul Quran bahwa hubungan di antara orang-orang beriman merupakan hubungan persaudaraan. Perumpamaan ayat itu menunjukkan sejumlah poin penting, antara lain:
- Persahabatan antar dua saudara berakar kuat dan mendalam.
- Persahabatan antar dua saudara bersifat bilateral ketimbang unilateral.
- Persahabatan tersebut didasarkan itrah dan keseimbangan daripada kepentingan-kepentingan pragmatisme duniawi.
Maka, sesama saudara pastilah bersepakat untuk saling mendukung dalam menghadapi kepetingan asing (yang menyimpang).
Baca juga Infografis: Sunni Syiah dalam Ukhuwah Islamiyah
Bentuk kata kerja ashlihu disebutkan tiga kali dalam ayat-ayat yang mendahului ayat ke-10 ini. Satu di antaranya menunjukkan kehadiran Islam dalam penegakkan perdamaian dan keadilan di antara individu dan kelompok di tengah masyarakat.
Terkait persaudaraan di antara orang-orang beriman, Imam Ali Khamenei mengatakan yang sangat selaras dengan apa yang disampaikan al-Quran, “Kami menganggap semua negara Muslim sebagai saudara kami.”
Beliau juga mengajak negara-negara Islam untuk fokus mendukung Palestina, Yaman, dan Muslim lain yang tertindas di seluruh dunia.
Maka, tidak berlebihan tentunya jika mengatakan persatuan atau ukhuwah Islamiyah sebagai jawaban atas pembebasan umat dari ketertindasan, sebagaimana yang terjadi di Palestina.