Berita
Pesan Kebangkitan Irak di Konferensi Internasional Islam Wasathiyah
Ketua Dewan Sunni Irak Dr Abdul Latif Al Humaim mengatakan bahwa saat ini kondisi Baghdad sudah aman dan bebas dari kelompok radikal DAI’SY (ISIS). Pernyataan tersebut beliau sampaikan saat memberikan sambutan dalam Konferensi Internasional tentang Moderasi dan Islam Wasathiyah di Baghdad, Selasa (26/06).
“Selamat datang di Baghdad, kota ilmu, pusat lahirnya para nabi, imam Madzhab, para ulama, qurra, dan lainnya. Selamat datang di Baghdad, yang memiliki sejarah panjang dan kontribusi besar dalam perabadan dunia. Saat ini Baghdad sudah aman, dan sudah bebas dari kelompok radikal DA’ISY (ISIS),” ujarnya di Baghdad, sebagaimana dilansir situs berita Kemenag.
Al-Humaim menjelaskan, konferensi ini dimaksudkan untuk merumuskan langkah bersama dalam menghadapi radikalisme dan terorisme yang sangat membahayakan kedamaian dan kerukunan umat beragama. Menurutnya, Islam mengajarkan tentang pentingnya bersikap moderat dan toleran (al-tasamuh) dalam banyak hal.
Baca juga: Majma’ Fikih Irak: Islam Seharusnya Menyatukan Berbagai Mazhab Seperti Sunni dan Syiah
Senada dengan itu, Perdana Menteri Irak, Dr Haidar al-Abbady, yang hadir sebagai keynote speaker menandaskan bahwa pemerintah Irak berkomitmen menjaga situasi yang kondusif di Baghdad dan Irak secara umum untuk menatap masa depan yang lebih baik.
“Situasi Baghdad dan Irak secara umum saat ini telah kondusif dan bebas dari kelompok-kelompok radikal dan teroris. Kami pemerintah Irak berkomitmen untuk menjaga situasi ini untuk membangun Irak yang lebih menjanjikan di masa mendatang,” ungkapnya.
Al-Abbady menilai, konferensi ini penting dalam rangka memberikan dukungan moral dan pemikiran bagi Irak, terutama melalui berbagai tulisan yang dipresentasikan para delegasi. Dia berkomitmen, dalam dua atau tiga tahun ke depan, Irak akan kembali normal. Proses pembangunan pasca perang terus dilakukan.
Baca juga: Program Nasional Pelatihan 100 Qori dan Hafiz Internasional di Irak
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh delegasi pada konferensi kali ini karena telah memberikan dukungan moral. Juga sumbangan pemikiran-pemikiran penting dari delegasi yang disampaikan dalam konferensi ini,” ujarnya.
“Kami ingin menyampaikan bahwa Irak tidak seperti sebelumnya. Saat ini Irak telah berubah dan akan bangkit dalam waktu dua atau tiga tahun dengan banyaknya gedung-gedung yang mulai dibangun. Juga kini Irak sudah bebas dari kelompok radikal,” sambungnya.
Konferensi ini mengundang berbagai komponen kelompok agama di Irak, seperti Syiah, Kristen, dan lainnya. Tidak kurang delegasi dari 20 negara hadir, antara lain Mesir, Palestina, Tunisia, Australia, Sudan, Indonesia, wakil dari lembaga riset Eropa, Lebanon, Al-Jazair, Iran, Maroko, Malaysia, India, Bangladesh, Turki, Rusia, dan Ukraina. (mz/kemenag/ahlulbaitindonesia)