Berita
Pesan Imam Khomeini untuk Kawula Muda
Sebagai pemimpin Revolusi Islam, Imam Khomeini qs sangat memperhatikan pemuda. Bahkan masyarakat yang kehilangan aktivitas pemudanya disebut sebagai masyarakat yang mati. Karena itu, Imam Khomeini qs sangat menekankan peran pemuda dalam kehidupan bermasyarakat.
Satu hal penting di mata beliau untuk terus diingat kawula muda adalah fokus menggunakan usia muda yang sangat berharga. Sebab, masa muda tidak akan terlewati dua kali. Maka dari itu masa muda harus diisi dan dimanfaatkan dengan baik. Jangan sampai menyesal belakangan manakala usia mulai membatasi gerak tubuh dan pikiran.
Nah, teruntuk kawula, Imam Khomeini qs menitipkan sejumlah nasihat, di antaranya sebagi berikut:
Pada awal Sya’ban 1367 akhir menurut kalender Iran, cucu Imam Khomeini, Hujjatul Islam Masih Burujurdi datang menemui kakeknya. Ketika itu Imam mengenggam Kitab Mafatih dan hendak membaca doa khusus di bulan Sya’ban. Burujurdi langsung mencium tangan Imam dan meminta izin undur diri. Saat itulah Imam berpesan,
“Apa pun yang hendak kau lakukan, kerjakanlah selagi muda. Di usia tua, kau hanya akan tidur dan berkeluh kesah.”
Imam Bahauddni az A’zaye Bayte menceritakan, terkadang ketika dirinya dan rekan-rekannya menemui Imam, mereka akan meminta nasihat Imam. Dan biasanya Imam dengan suka hati akan memberikan nasihat. Salah satu nasihatnya adalah,
“Sebisa mungkin, bangkitkanlah dirimu untuk masyarakat dengan cara apa pun (dan) beribadahlah sebaik mungkin selagi muda. Sadarilah berharganya usia muda, karena begitu kalian mencapai seusiaku, kalian tak lagi mampu melakukan hal, sebagaimana aku yang tak bisa berbuat apa-apa.”
Hujjatul Islam Ja’far Subhani menceritakan bahwa Imam tidak pernah mengabaikan undangan untuk bertemu dengan teman-temannya. Beliau memandang pertemuan itu semacam bantuan dan pelatihan berpikir. Untuk itu, beliau selalu melakukan persiapan.
Suatu kali Imam bercerita, “Selagi muda, aku tidak pernah melewati hari Kamis atau Jumat tanpa berkumpul dengan teman-temanku. Biasanya kami keluar Qum, menuju Jamkaran. Jika kebetulan turun hujan atau salju, kami menyibukkan diri dengan program sosial di kamarku. Setelah azan berbunyi, kami semua berisap untuk shalat.”
Putri Imam Khomeini, Zahra Mustafawi, menceritakan bahwa suatu hari, Imam melihatnya tetap sibuk belajar padahal hari itu hari libur. Lalu Imam berkata, “Engkau tidak akan mendapat apa-apa,, karena jika sudah waktunya rekreasi, kau harusnya bersenang-senang.”
Tak jarang Imam juga menasihati putra Mustafawi, “Aku tidak akan menukar satu jam waktu bersenang-senang dengan belajar, tidak pula satu jam untuk belajar dengan bersenang-senang.”
Imam mengalokasikan waktunya untuk sejumlah hal. Beliau menyarankan agar meluangkan waktu untuk bersenang-senang. “Jika engkau tidak bersenang-senang, engkau tidak bisa menyiapkan diri untuk belajar.”
Sumber: Maid Algar, Potret Sehari-hari Imam Khomeini