Berita
Pesan Imam Ali di Puncak Sikunir
Bertempat di desa Sembungan, Dieng, Wonosobo, Sikunir terkenal akan keindahan ‘golden sunrise’-nya yang merupakan salah satu tempat wisata sunrise terindah di Asia. Tak hanya wisatawan lokal, wisatawan asing pun banyak mengunjunginya. Tak hanya saat hari libur, pada hari biasa pun puncak Sikunir selalu penuh oleh pengunjung.
Tak hanya menawarkan keindahan alam menakjubkan, wisata puncak Sikunir juga menampilkan pesan religius yang kental.
Di sepanjang jalan menuju hingga di puncak Sikunir sendiri, terpasang papan-papan peringatan berisi pesan-pesan hikmah agama. Menurut Ngazudin, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa Sembungan, papan-papan berisi pesan-pesan hikmah itu baru dipasang sebelum bulan Ramadhan.
“Kita memasangnya sebelum bulan Ramadhan kemarin,” ujar Ngazudin kepada ABI Press.
Ngazudin menjelaskan bahwa sebelumnya banyak rumor beredar wisata Sikunir banyak disalahgunakan pengunjungnya untuk berbuat maksiat. Hingga ada ulama setempat dan dari NU yang datang. Imej itulah yang ingin dibersihkan.
“Tidak benar itu rumor-rumor,” bantah Ngazudin. “Kita ingin sekali membuktikan kepada tamu-tamu kami bahwa semua tidak seperti yang dibicarakan orang-orang itu. Maka saya, temen-temen dari Pokdarwis, Anshor, IPNU, Banser dan tokoh masyarakat bersama-sama untuk mewujudkan impian kita.”
“Salah satunya dengan membuat papan tulisan hikmah itu,” ujar Ngazudin.
Pesan Imam Ali di Puncak Sikunir
Salah satu papan berisi pesan hikmah di puncak Sikunir, yang dapat terbaca oleh para pengunjung adalah pesan Imam Ali yang berbunyi, “Berbahagialah orang yang dapat menjadi tuan untuk dirinya, menjadi pemandu untuk nafsunya dan menjadi kapten untuk bahtera hidupnya.”
Aan Setiawan, warga desa Sembungan yang tiap Subuh hingga pagi berada di puncak Sikunir menjual jajanan ringan bagi pengunjung mengatakan pesan-pesan religius itu sangat besar pengaruhnya.
“Dulu itu banyak sekali botol-botol minuman keras yang ada di sini. Suka dibuang di semak-semak. Kan itu bahaya, ” tutur Aan. “Tapi sekarang sudah tidak lagi, sudah aman sekarang.”
Tika Wanti, salah seorang pengunjung dari Wangon pun merasakan lebih nyaman menikmati wisatanya kali ini.
“Ya bagus, jadi ada peringatan, agar tidak ada maksiat, ada yang mengajak agar bersyukur kepada Allah. Kebersihan juga lebih terjaga,” ujar gadis muda yang melakukan camping bersama kawan-kawannya itu.
Menurut Ngazudin, wisata tak hanya untuk bersenang-senang, tapi juga untuk mengingat keagungan Tuhan.
“Kalau wisata di Sikunir kita inginnya harus ingat bahwa semua itu berkat keagungan Allah. Di situ bukan cuma senang-senang, tapi juga betul-betul membawa hikmah. Bisa mengingatkan kita akan keagungan Allah seperti ini. Seperti yang dipesankan oleh Sayidina Ali.” (Muhammad/Yudhi)