Berita
Pernyataan Pers Ahlul Bait Indonesia terkait Serangkaian Aksi Bom Bunuh Diri di Penghujung Ramadhan
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Maha Penyantun dan Maha Pemurah
Dengan kesedihan yang tak terkira dan ketercengangan yang tiada tara, kita semua menerima kabar serangkaian aksi pemboman atas nama Islam yang terjadi di Bangladesh, bandara Turki dan pasar Irak yang menewaskan ratusan orang. Lalu puncaknya, aksi bom bunuh diri menggunakan rompi bom yang terjadi di dekat Pusara Suci Nabi Muhammad sehari lalu. Aksi terakhir ini terjadi di kota yang suci, di bulan yang suci, di saat menjelang berbuka puasa yang semestinya suci, dan di tempat berkumpulnya orang-orang yang sedang berada dalam keadaan bersuci. Sementara di Tanah Air, aksi bom bunuh diri serupa juga terjadi di kawasan halaman depan Mapolresta Surakarta, Solo, Jawa Tengah, yang juga memakan korban jiwa.
Bagaimana mungkin semua ini dapat terjadi kecuali dengan pemahaman Islam yang benar-benar jauh dari esensi dan hakikatnya yang Rahmatan Lil ‘Alamin?
Kami sebagai pengikut Ahlul Bait di Indonesia dalam bulan Ramadhan yang mulia senantiasa mengenang syahadah Imam pertama Syiah yaitu Amiril Mukminin Ali bin Abi Thalib yang dibunuh oleh makhluk nista yang merasa sedang menjalankan perintah Allah. Beliau dibunuh saat sedang menunaikan shalat yang meniscayakan dalam keadaan bersuci, di mihrab yang suci, di tempat yang suci, dan di bulan yang suci.
Demikianlah semua aksi kaum takfiri yang merasuki sebagian kelompok Islam dari sejak dulu hingga saat ini telah menjadikan mereka sekelompok makhluk buas yang sama sekali tak mengindahkan nilai-nilai kesucian dan kemanusiaan.
Oleh sebab itu, atas serangkaian peristiwa dan fitnah yang sedang menyerang umat Islam ini, terutama musibah pemboman Masjid Nabawi di Madinah, kami Ormas Ahlul Bait Indonesia dengan ini menyatakan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengutuk dengan kata-kata paling keras dan jelas atas semua aksi biadab tersebut, terutama aksi bom bunuh diri di dekat Masjid Nabawi.
2. Mengajak semua elemen bangsa, terutama umat Islam, untuk segera melawan merebaknya aliran garis keras yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: mudah mengkafirkan, mudah membid’ahkan, mudah menyesatkan dan mudah menyudutkan kelompok-kelompok Islam yang berbeda paham dengannya.
3. Mengingatkan pemerintah dan negara akan tanggungjawab konstitusionalnya untuk menjaga kebhinekaan bangsa.
4. Mengingatkan aparat intelijen dan keamanan agar segera mendeteksi gerakan-gerakan kelompok radikal di dalam negeri, khususnya yang memiliki jaringan global.
5. Mengajak seluruh umat Islam untuk bersatu dan bergandeng tangan menyebarkan Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin, tanpa membeda-bedakan mazhab dan aliran dan mendiskriminasi siapa saja dalam tubuh umat ini.
6. Mengingatkan seluruh ulama, ormas Islam dan lembaga Islam bahwa jika kita tidak bersama-sama melangkah, maka bahaya takfiri ini akan meluas dan merugikan semua, karena kelompok takfiri ini tidak mengenal kawan dan sama sekali tidak mengakui nilai-nilai kemanusiaan yang dapat membuat mereka menjadi bagian dari suatu masyarakat yang beradab.
Demikian semoga pernyataan sikap ini berguna dan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Jakarta, 5 Juli 2016
Kantor Unit Penerangan
DPP Ahlul Bait Indonesia