Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Peristiwa Haru di Hari Tasu’a

Hari Tasu’a adalah hari ke-9 bulan Muharam. Hari itu pada tahun 61 H, Syimr Dzil Jausyan memasuki Karbala dengan perantara surat dari Ubaidillah bin Ziyad dan meminta Umar bin Sa’ad agar berlaku keras pada Imam Husain as atau menugaskannya sebagai komandan. Umar tidak mau memberikan tugas komandan pasukan kepada Syimr dan siap berperang melawan Imam Husain as. Karena adanya serangan pasukan Umar bin Sa’ad pada sore hari ke arah perkemahan Imam Husain as, Imam mengutus saudaranya, Abbas bin Ali as untuk meminta kesempatan dari musuh untuk menangguhkan serangan itu agar berkesempatan beribadah lebih dulu di malam hari.

Pada hari itu juga, Syimr menulis surat jaminan keamanan untuk Abbas as dan putra-putra Ummul Banin lainnya. Namun Abbas as menolaknya. Peristiwa di hari Tasu’a ini oleh para ulama mazhab Ahlulbait dianggap sebagai hari untuk mengenang Abbas bin Ali, dengan mengingat keutamaan-keutamaan Abul Fazhl Abbas dan bersedih atasnya.

Baca juga Biografi Singkat Abu Fadhil Abbas bin Ali

Terdapat hadis yang menggambarkan hari ini. Imam Shadiq as bersabda, “Tasu’a adalah hari pengepungan Imam Husain as dan sahabatnya di Karbala dan pasukan Syam (Suriah) datang secara bersamaan untuk memerangi mereka. Ibnu Ziyad dan Umar Sa’ad juga gembira atas kesiapan semua kekuatannya. Hari itu, Imam Husain as dan para sahabatnya kelihatan tidak berdaya. Pasukan Umar Sa’ad yakin pertolongan tidak akan sampai lagi kepada Imam Husain dan sahabat setianya dan orang Irak pun tidak akan menolongnya.” (Kulaini, al-Kāfi, jil. 4, hal. 147)

Ketika menyampaikan surat dari Ibnu Ziyad kepada Umar bin Sa’ad, Syimir ditemani Abdullah bin Abi Mahal, keponakan Ummul Banin. Syimr ingin menulis surat jaminan keamanan buat keponakan perempuannya. Ubaidillah bin Ziyad pun menerima permintaannya. Abdullah bin Abi Mahal mengirim surat jaminan keamanan itu melalui budaknya, Kazman atau Irfan, ke Karbala. Kemudian surat jaminan keamanan itu pun dibacakan di Karbala untuk anak-anak Ummul Banin. Namun anak-anak Ummul Banin menolaknya. (Thabari, Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh Thabari), jil. 5, hal. 415)

Dalam riwayat lain diberitakan bahwa Syimr mengambil sendiri surat jaminan keamanan itu dan membawanya kepada Abbas dan saudara-saudaranya: Abdullah, Ja’far, dan Utsman, putra Imam Ali bin Abi Thalib as.  Syimr berkata kepada Abbas, “Wahai keponakanku! Anda berada dalam keamanan sepenuhnya, aku memperoleh surat jaminan keamanan dari Ubaidillah untukmu.” Namun Abbas menjawab, “Semoga Tuhan melaknatmu dan melaknat surat jaminan keamanan itu. Kami dalam keadaan aman sementara putra dari putri Nabi tidak memiliki surat jaminan keamanan?!” (Baladzuri, Ansāb al-Asyraf, jil. 3, hal. 184)

Setelah surat jaminan keamanan itu ditolak, Syimr memerintahkan pasukannya untuk menyerang dan semua pasukannya menaiki kudanya. Pada sore hari Kamis, 9 Muharram, mereka sudah siap untuk menyerang Imam Husain as dan para sahabat setianya.

Pada hari ke-9 Muharram, aktivitas pasukan Umar bin Sa’ad di padang Karbala kian meningkat. Umar bin Sa’ad sendiri menyiapkan diri untuk berperang melawan Imam Husain as dan memerintahkan pasukannya untuk bersiap-siap berperang melawan Imam Husain as.

Kegaduhan dan keributan pasukan bertambah. Imam Husain as duduk di depan kemahnya dan bersandar di pedangnya. Saudarinya, Sayyidah Zainab sa, begitu mendengar kegaduhan dari pihak pasukan Kufah, mendekati Imam Husain as dan berkata, “Saudaraku, apakah engkau mendengar suara yang mendekat ke arah kita?” Imam as mengangkat kepalanya dan berkata, “Aku melihat Rasulullah saw dalam tidurku dan beliau berkata kepadaku, ‘Engkau akan segera menyusulku.’ Imam as lalu berkata kepada Abbas, “Wahai Abbas! Aku menjadi tebusanmu, tunggangilah kudamu dan pergilah ke arah musuh dan tanyalah apa mau mereka dan untuk apa mereka datang.”

Abul Fazhl Abbas pergi ke arah musuh dengan 20 penunggang kuda lain termasuk Zuhair bin Qain dan Habib bin Mazhahir. Abul Fazhl Abbas bertanya, “Ada apa dan apa yang kalian inginkan?” Mereka menjawab, “Perintah tuanku untuk kami katakan kepada Anda adalah, berbaitlah kepada pimpinan kami ataukah bersiaplah berperang.”

Abbas berkata, “Janganlah bergerak dari tempat kalian hingga aku kembali menghadap Abu Abdillah ss dan akan kusampaikan pesan kalian.” Mereka mengiyakan. Abbas pun kembali ke arah tenda Imam Husain as untuk menyampaikan permintaan mereka.

Imam Husain as berkata kepada Abul Fazhl Abbas, “Jika memungkinkan, mintalah mereka menangguhkan peperangan hingga esok dan beri kesempatan kepada kita agar bisa bermunajat kepada Allah. Allah Mahatahu bahwa aku sangat menyukai salat dan membaca al-Quran karena-Nya.” [Thabari, Tārikh al-Umam wa al-Muluk (Tārikh Thabari, jil. 5, hal. 417)

Abu Fazhl Abbas as kembali ke arah pasukan musuh dan memberitahukan permintaan Imam Husain as kepada mereka agar diberi kesempatan malam itu. Ibnu Sa’ad pun mengabulkan permintaan Imam Husain as. Pada hari itu, tenda-tenda Imam Husain as dan para penolong setianya dikepung oleh pihak musuh. (wikishia)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *