Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Peringatan Haul Gus Dur Ke-5

Peringatan 5 Tahun Wafatnya KH. Abdurrahman Wahid

Menurut prakiraan cuaca di media televisi pada Sabtu (27/12), sebagian besar wilayah Jakarta  akan dirundung hujan dari pagi hingga malam hari. Namun, hal itu tak menghalangi tekat Syaiful Anam beranjak dari tempat tinggalnya di Bekasi untuk menghadiri peringatan Haul KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jakarta.

KH. Abdurrahman WahidPukul pagi ia berangkat.  Hujan lebat menemani perjalanannya saat itu. “Sampe basah kuyup,” tuturnya.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam, ia pun sampai di lokasi acara yang bertempat di kediaman Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan.

Sesuai jadwal acara akan dihelat sore hari. Namun, sekitar pukul 10 pagi Anam sudah sampai di lokasi. Belakangan diketahui, ia adalah anggota jaringan Gusdurian yang ingin turut membantu suksesnya pelenggaraan peringatan Haul Gus Dur ke-5 kali ini.

Menjelang petang, para tamu pun mulai berdatangan. Parkiran motor dan mobil kian penuh. Begitu juga para pedagang; peci, buku, poster-poster Gus Dur, T-Shirt, menambah suasana menjadi lebih ramai. “Ada 3000 undangan; pesantren, dan tokoh-tokoh agama dari lintas agama,” tutur Syaiful Anam sambil membagikan kantung plastik kepada para tamu sebagai pembungkus alas kaki.

Meski belum pernah bertemu langsung dengan Gus Dur, namun ia mengaku sangat terinspirasi dengan pemikiran Gus Dur yang seringkali dianggap kontroversial itu. Baginya, Gus Dur lebih dari sekadar guru yang harus diteladani.

Saat langit mulai gelap, hadirin sudah memenuhi halaman utama tempat  acara. Sebagian lagi mendapat jatah tempat di halaman luar karena banyaknya jemaah yang tidak tertampung di halaman utama.

Acara baru dimulai pukul delapan malam. Selain dihadiri Rizal Ramli, salah seorang menteri di era pemerintahan Gus Dur, hadir pula Wakil Ketua Umum PBNU, politisi senior Akbar Tanjung, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, juga pejabat pemerintah lainnya. Ada juga  tokoh-tokoh pemuka lintas agama seperti Katholik, Budha dan sebagainya.

Seperti peringatan haul-haul Gus Dur sebelumnya, acara diawali dengan khotmil Quran. Namun saat ini ada yang berbeda pelaksanaannya. Kalau dulu dilakukan di kediaman Gus Dur saja, kali ini khotmil Quran dilaksanakan di delapan tempat yang berbeda.

Inayah Wahid, salah satu putri Gus Dur memberikan sambutan mewakili pihak keluarga. “Walau sudah lima tahun Gus Dur tiada, tapi tidak hanya harus dikenang tapi harus diteladani,” tuturnya. Apalagi melihat kondisi masyarakat saat ini, menurutnya sangat penting memperkenalkan kembali sosok Gus Dur. “Gus Dur sering mengambil kebijakan yang merugikan diri sendiri dan kelompoknya saat beliau memerintah, demi kebaikan yang lebih besar,” tambahnya.

Haul kali ini memiliki tema “Kepemimpinan Etis dan Tawadhu Kepada Kepentingan Umat.” Menurut Inayah, tema itu penting untuk dimunculkan tahun ini karena bertepatan dengan awal pergantian kepemimpinan di Indonesia. “Agar menjadi pengingat bagi para pemimpin agar dalam kepemimpinannya mereka tawadhu pada kepentingan umat. Karena kepentingan umat yang utama, bukan kepentingannya sendiri dan kelompoknya.”

Acara dilanjutkan dengan doa, khususnya untuk mendoakan Gus Dur. Kemudian dilanjut dengan pemutaran video testimoni mengenai sosok Gus Dur. Testimoni diambil dari berbagai kalangan; tokoh agama, aktivis, akademisi, pemuka umat lintas agama, seniman, buruh dan lain-lain. Dari situ sosok Gus Dur dikenalkan kembali terutama kepada remaja saat ini.

Pukul sembilan malam acara dilanjut dengan beberapa pertunjukan. Salah satunya persembahan tarian Sufi khas Turki. Lima penari menarik perhatian jemaah dengan berputar-putar sekitar 10 menit tanpa henti di atas panggung. Selanjutnya, ada pembacaan puisi persembahan untuk Gus Dur oleh KH. Husein.

Selain itu, ada beberapa penampilan pertunjukan seni dan testimoni. Salah satunya oleh pelawak Kirun. “Siapa bilang Gus Dur sudah mati? Yang dikubur cuma jasadnya, cita-cita dan perjuangannya masih hidup dan ada di hati kita,” tuturnya.

Testimoni juga diberikan beberapa orang yang sempat mendampingi Gus Dur dalam pemerintahannya saat itu.

Usai ceramah dan doa,  dini hari acara baru berakhir dan para jemaah pun serempak membubarkan diri. (Malik/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *