Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Perang Arab Saudi dan Kerusakan Infrastruktur Pendidikan Yaman

Agresi militer brutal yang dilancarkan Arab Saudi terhadap Yaman tidak hanya menghancurkan sejumlah infrastruktur penting negara ini, tapi yang lebih penting lagi adalah infrastruktur pendidikan di negara ini. Para siswa juga menjadi target perang tidak berperikemanusiaan Arab Saudi di negara termiskin di Timur Tengah.

Perang tidak seimbang Arab Saudi terhadap Yaman mendekati akhir dari tahun ketiga. Selain itu, dampak jangka pendek yang terlihat seperti tewas dan terlukanya lebih dari 50 ribu warga Yaman membuat perang ini juga memiliki dampak jangka panjang. Salah satu dampak jangka panjang bagi Yaman adalah kehancuran infrastruktur pendidikan, tewas dan terlukanya anak-anak dan yang terpenting mereka sudah tidak lagi bisa sekolah.

Dengan kata lain, saat ini di Yaman, akibat perang dan pengeboman yang dilakukan setiap hari oleh jet-jet tempur Arab Saudi, fasilitas pendidikan telah hancur seluruhnya. Sekaitan dengan hal ini, televisi Aljazeera Qatar dalam sebuah laporannya menyinggung kondisi buruk sektor pendidikan Yaman sejak dimulainya agresi militer koalisi Arab Saudi ke negara ini dan mengkonfirmasikan hancurnya sekitar 1400 sekolah. Padahal organisasi internasional Oxfam memberitakan jumlah sekolah yang hancur di Yaman mencapai 1600.

Perusakan sekolah-sekolah berarti penghancuran sistem pendidikan di Yaman. Sesuai dengan laporan UNESCO, sekitar 4,5 juta anak-anak Yaman sudah tidak dapat melanjutkan sekolahnya lagi. Penghancuran infrastruktur pendidikan salah satu sebab anak-anak Yaman tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Sekitar tiga juta warga Yaman mengungsi di dalam negeri, dimana anak-anak merupakan jumlah terbesar.

qeqwrewqr

Sekaitan dengan hal ini, sekolah-sekolah yang belum rusak tidak digunakan untuk belajar, tapi menjadi tempat tinggal sementara warga yang mengungsi. Selain itu, ribuan guru seperti warga lainnya tewas, terluka atau mengungsi akibat perang. Dengan demikian, kemungkinan untuk melanjutkan aktivitas pendidikan di pelbagai daerah Yaman praktis tidak dapat dilakukan. Padahal, lebih dari 70 persen guru di Yaman sudah tidak mendapat gaji selama berbulan-bulan. Dengan alasan ini, para guru tidak dapat hadir di sekolah untuk mengajar dan terpaksa mencari pekerjaan lain untuk menutupi kebutuhannya.

Selain masalah yang ada ini, perlu juga untuk menyinggung masalah besar bernama malnutrisi dan penyakit seperti wabah kolera yang mengintai anak-anak. Bukan saja tidak ada fasilitas fisik pendidikan di Yaman, tapi tingkat kesehatan fisik dan psikis anak-anak Yaman juga dipengaruhi oleh perang berada dalam tingkat paling buruk.

Bismarck Swanin, pakar khusus PBB meyakini, perang di Yaman sejatinya perang terhadap anak-anak yang harus menanti kematian akibat malnutrisi atau penyakit kolera. Seluruh kondisi yang terjadi di Yaman membuat organisasi-organisasi internasional menyebut kondisi pendidikan di Yaman akibat perang di negara ini sebagai “bencana”.

Sekalipun seluruh dampak perang ini sangat berat, tapi pengaruhnya lebih berat lagi bagi pendidikan. Karena berhubungan dengan masa depan negara yang terlibat perang, khususnya negara yang lebih lemah. Kematian seorang anak atau ia tidak dapat melanjutkan pendidikan sangat berpengaruh langsung dengan masa depan sebuah negara. Kondisi seperti ini tengah terjadi di Yaman, sebuah negara termiskin di dunia Arab yang sangat membutuhkan sumber daya manusia mumpuni dan terpelajar. (Parstoday)

 

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *