Berita
Pentingnya Mencari Nafkah dalam Islam
Suatu hari, Imam Ja’far Shadiq as mencari salah seorang sahabatnya bernama Umar bin Muslim. Seseorang mengatakan kepada beliau, “Ia menyibukkan diri beribadah dan meninggalkan perniagaan.”
Imam Ja’far as kemudian mengatakan, “Celakalah dirinya! Tidakkah ia tahu, tidak terkabul doa orang yang meninggalkan usaha dan pekerjaannya? Setelah turun ayat kedua dan ketiga surah ath-Thalaq: Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya, sebagian sahabat menutup pintu rumahnya masing-masing dan menyibukkan diri beribadah. Mereka mengatakan, ‘Allah akan mencukupi keperluan kita.’
Berita ini sampai ke telinga Rasulullah saw. Kemudian beliau mengirimkan pesan untuk mereka, ‘Apa alasan kalian meninggalkan pekerjaan?’ Mereka menjawab, ‘Berdasarkan ayat kedua dan ketiga surah ath-Thalaq, Allah akan mencukupi kebutuhan kami. Karena itu, kami menyibukkan diri beribadah.’ Rasulullah saw mengatakan kepada mereka, “Barangsiapa meninggalkan pekerjaan dan usaha, serta menyibukkan diri beribadah, niscaya doanya tidak terkabul. Sesungguhnya kalian harus bekerja dan mencari nafkah.’”
Fadl bin Abi Qurrah bercerita, “Suatu hari, kami menemui Imam Ja’far Shadiq as dan melihat beliau sedang sibuk bekerja di tanah miliknya. Kemudian kami berkata, ‘Jiwa kami sebagai tebusan Anda, wahai putra Rasulullah! Perintahkan kami atau budak Anda untuk melakukan pekerjaan ini!’
Imam Ja’far as menjawab, ‘Tidak! Biarkanlah aku yang mengerjakannya. Aku ingin berjumpa Allah dalam keadaan sedang bekerja dan bersusah payah mencari rezeki halal!’
Kemudian beliau menambahka, ‘Bahkan Imam Ali as sendiri bekerja membanting tulang untuk mencari rezeki yang halal!’”
Allah Swt berfirman: Dan bahwasanya seorang mansuia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. (an-Najm: 39)
*Ali Sadaqat, 50 Kisah Teladan