Berita
Pentingnya Kedudukan Guru
Rasulullah saw bersabda, “Mengunjungi orang-orang yang berilmu lebih dicintai oleh Allah daripada tujuh puluh kali tawaf mengelilingi rumah suci-Nya, dan lebih baik daripada melakukan tujuh puluh ibadah haji dan umrah (wajib atau sunah) yang disetujui dan diterima. Allah akan menaikkan status orang yang mengunjungi orang-orang yang berilmu tujuh puluh derajat, dan menurunkan rahmat atasnya dan para malaikat akan bersaksi bahwa surga dijamin untuknya,” (al-Hayat, jil. 2, hal. 72)
Rasulullah saw mendorong orang-orang untuk menghadiri pertemuan yang diadakan oleh orang-orang berilmu,
“Wahai Abu Dzar! Menghadiri pembahasan ilmu selama satu jam lebih dicintai Allah Yang Mahakuasa daripada seribu malam berdiri untuk shalat, menunaikan shalat seribu rakaat setiap malam. Menghadiri pembahasan ilmu selama satu jam lebih dicintai Allah dari menghadiri seribu pertempuran dan membaca seluruh al-Quran.” (Biharul Anwar, juz. 1, hal. 203)
Nabi saw juga bersabda, “Bilamana seorang mukmin duduk dengan seorang berilmu selama satu jam, Allah Azza wa Jalla akan berkata, ‘Kau duduk dengan sahabat-Ku. Aku bersumpah dengan kemuliaan dan kehormatan-Ku bahwa Aku akan menjadikan surga tempat tinggalmu. Tiada hambatan untuk ini.'” (Biharul Anwar, juz. 1, hal. 203)
Kita melihat bahwa Nabi saw menyatakan orang yang sibuk mengajar, dicintai Allah dan dianggap sahabat Allah. Ia dan murid-muridnya yang menghadiri kuliahnya diberi janji masuk surga. Kami harus menambahkan bahwa pahala ini hanya dimaksudkan bagi guru dan murid yang memiliki niat murni dan bekerja demi Allah.
Peran Guru
Imam Muhammad Jawad as mengatakan, “Jika seseorang mendengarkan seseorang lain, seakan-akan ia menyembahnya. Jika pembicara itu dari Allah (dan mengajarkan hal-hal ilahiah), maka pendengar telah menyembah Allah. Tetapi, jika pembicara itu berbicara melalui lidah setan (dan mengatakan hal-hal yang jahat) maka ia telah menyembah setan.” (Tuhaf al-Uqul, hal. 336)
Dalam hadis ini, peran berbicara, dan kemungkinan pengaruhnya, ditekankan hingga titik ekstrim untuk menjadi llahiah atau setan. Jika pendengar menganggap ucapan gurunya berharga, maka ucapan itu bisa sangat efektif pada dirinya.
Imam Ali as memberikan nasihat pada Malik Asytar dan menganjurkan bergaul dengan orang-orang berilmu,
“Hai Malik! Pilihlah untuk sering bergaul dengan orang orang berilmu dan berbicara dengan orang-orang bijaksana. Gunakanlah pandangan mereka untuk memperbaiki segala urusan negara dan membangun apa yang telah dibangun oleh rakyat sebelumnya.” (Nahjul Balaghah, surat ke-3)
Risalah al-Huquq