Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Peninggalan Tuanku Imam Bonjol Di Tanah Minahasa

Tuanku Imam Bonjol adalah salah seorang ulama pejuang melawan penjajahan Belanda. Untuk mencegah perlawanannya, Belanda mengasingkan Imam Bonjol bersama pengawal setianya yang bernama Apolos Minggu ke Minahasa, Sulawesi Utara. Minahasa dipilih karena saat itu merupakan daerah kaum Nasrani yang penganut Islamnya masih sedikit.

Dalam pengasingannya di tanah Minahasa, Apolos Minggu pun menikahi wanita mualaf Minahasa bernama Mince Parengkuan. Sejak perkawinan itulah penyebaran Islam pun mulai berkembang.

Keunikan Batu Datar

Minggu (7/2) lalu, Kontributor ABI Press berkesempatan menemui Ibu Ainun Minggu. Dia adalah juru kunci (makam Imam Bonjol) yang juga masih merupakan keturunan langsung Apolos Minggu dari hasil pernikahannya dengan wanita Minahasa.

 “Tuanku Imam Bonjol bukanlah nama asli, melainkan sebuah gelar yang memiliki arti Imam di kampung Bonjol, Sumatra Barat,” ujar Nurdin Popa, anak dari Ainun Minggu yang juga ikut menjadi penjaga makam..

Tuanku Imam Bonjol lahir dengan nama asli Muhammad Shahab di Bonjol, Sumatra Barat pada tahun 1774 dan wafat dalam pengasingan serta dimakamkan di Lota, Pineleng, Minahasa pada 6 November 1854.

Ada yang unik dari peninggalan Tuanku Imam Bonjol yang terletak 100 meter di belakan bangunan makam. Yaitu tempat ibadah (salat) berupa batu yang permukaannya rata.    

Hal lain yang cukup menarik perhatian adalah sebuah lukisan di samping makam, yang menunjukkan Tuanku Imam Bonjol sedang mengangkat pedang sambil menunggang kuda putih. 
Lukisan tersebut mengartikan perjuangan dan perlawanan Tuanku Imam Bonjol beserta para pengawalnya melawan penjajahan Belanda. (Zulkifli/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *