Berita
Pendeta Koptik Mesir: Islam Bukan Ekstremis
Indonesia Conference on Religion and Peace (ICRP), sebagai organisasi yang bertujuan untuk dialog antar iman, demokrasi dan kedamaian menggelar dialog pada hari Selasa (16/9) dengan seorang tokoh agama Kristen Koptik Mesir Abuna Youhanna Bestawros. Orthodok Koptik adalah Gereja Alexandria yang merupakan salah satu dari tiga kepatriakan tradisional yang kanonik setetal Roma dan Antiokhia.
Dalam dialog yang dihadiri oleh sejumlah tokoh-tokoh lintas agama, seperti Islam, Kristen, Konghucu dan juga Sinkh, Bapa Youhanna menyingung soal ekstremisme yang terjadi di Mesir, yang setelah gejolak politik Mesir sering disematkan pada umat Islam.
Menurut Bapa Youhanna, ekstremisme itu bukanlah bagian dari Islam, sebab umat Islam beriman pada Al-Quran. Jika ada umat Islam yang melakukan tindakan ekstremis, maka sesungguhnya mereka sedang membuat orang-orang takut kepada Islam dan Al-Quran tidak mengajarkan hal itu.
“Islam tidaklah seperti itu,” terang Bapa Youhanna.
Dia ambil contoh Mesir sebagai sebuah negara yang besar dan memiliki Universitas Islam terbesar seperti Al-Azhar, kehidupan beragama antara umat Islam dan Kristen cukup harmonis. Walaupun terdapat dari mereka yang berpindah agama, dari Kristen ke Islam dan sebaliknya, namun hal tersebut tidak mengganggu keharmonisan di antara mereka.
Yang menjadi masalah menurut Bapa Youhanna adalah ketika para ekstremis datang ke Mesir dan mencoba untuk merusak indahnya kerukunan yang ada di Mesir, dengan menggunakan kekuatan dan pedang. Hal tersebut dapat mengganggu keharmonisan masyarakat yang ada. Namun terlepas dari itu, sebagian besar dari masyarakat Mesir tidak memiliki masalah untuk hidup bersama antara umat Islam dan Kristen.
Sebagai sebuah negara yang besar dan penuh ragam, Indonesia tentu juga tidak luput dari permasalahan terkait kerukunan umat beragama. Maka berbagi cerita terkait kerukunan umat beragama dengan tokoh agama dari negara lain akan memberi pembelajaran bagi umat beragama Indonesia untuk dapat lebih mengembangkan kerukunan umat beragama yang terjalin selama ini. Apalagi Mesir memiliki catatan pergolakan kerukunan antar umat beragama dua tahun terakhir terkait dengan pergolakan politik yang terjadi di sana. (Lutfi/Yudhi)