Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Para Tokoh Perlawanan Bicara tentang Hari Al-Quds Internasional

Para pemimpin kubu perlawanan di wilayah Asia Barat (Timur Tengah) menyampaikan pidato untuk menyambut peringatan Hari Quds Sedunia ke-41. Salah satu isu yang diangkat adalah filosofi penamaan hari Jumat terakhir bulan Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia oleh Imam Khomeini ra.

Menurut para pemimpin kubu perlawanan, Imam Khomeini memiliki kekhawatiran bahwa isu Palestina akan dilupakan setelah beberapa negara Arab memilih berkompromi dengan rezim Zionis Israel, dan dengan tujuan menghidupkan isu Palestina, Bapak Pendiri Republik Islam Iran ini akhirnya mencetuskan Hari Quds Sedunia.

Sekjen Asaib Ahl al-Haq Irak, Qais al-Khazali mengatakan penetapan Hari Quds Sedunia oleh Imam Khomeini ra untuk mengingatkan akan pentingnya isu Palestina kepada seluruh dunia.

Para pemimpin kubu perlawanan dalam pidatonya secara kompak menyoroti kontribusi Komandan Pasukan Quds Iran, Letnan Jenderal Qasem Soleimani untuk front perlawanan. Letjen Soleimani dan Wakil Komandan Hashd al-Shaabi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, gugur syahid dalam serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan teroris AS di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020. Menurut mereka, AS meneror Syahid Soleimani demi mendukung rezim Zionis.

Dalam hal ini, Pemimpin Gerakan Ansarullah Yaman, Abdul Malik al-Houthi menuturkan alasan utama meneror Letjen Soleimani adalah karena peran besarnya dalam memerangi Zionis.

Faksi-faksi perlawanan di kawasan mengecam normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan Israel. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa negara Arab mempercepat proses normalisasi hubungan dengan rezim Zionis dan bahkan bergerak terang-terangan. Pada acara peresmian prakarsa Kesepakatan Abad di Gedung Putih pada 28 Januari 2020, duta besar dari Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Oman mendampingi Presiden Donald Trump dan Benjamin Netanyahu pada acara tersebut.

Baca Pernyataan Sikap Ormas ABI tentang Rilis Presiden Trump ‘Deal of the Century’

Beberapa pejabat dan politisi Arab secara terbuka mengakui bahwa peresmian prakarsa Kesepakatan Abad tidak akan terjadi jika tanpa kerja sama dari beberapa negara Arab.

Sementara itu, Sekjen Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrallah dalam pidatonya menyambut Hari Quds Sedunia, mengatakan, “Apa yang saya lihat dari normalisasi hubungan dan aksi menyerah di hadapan musuh Zionis adalah bukan gambaran dari umat kita. Hari ini kita sudah lebih dekat dari sebelumnya ke arah Quds dan pembebasannya di bawah cahaya iman, kesabaran, keikhlasan, dan persatuan negara-negara poros perlawanan.”

Sekjen Gerakan Jihad Islam Palestina, Ziyad al-Nakhalah mengkritik normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan rezim Zionis dan larangan pelaksanaan pawai Hari Quds oleh rakyatnya.

“Orang-orang Arab dan Muslim harus berdiri bersama Palestina dan perlawanan, bukannya mendesak mereka untuk menyerah dan menerima Israel sebagai sebuah kenyataan,” kata al-Nakhalah.

Para pemimpin kubu perlawanan juga berbicara tentang tujuan final Israel dari aksi jahatnya di Asia Barat. Menurut mereka, kejahatan rezim Zionis tidak akan terbatas di tanah Palestina. Zionis ingin menduduki negara-negara Arab dan Islam, karena slogan mereka dalam Taurat adalah mendirikan negara Zionis dari Sungai Nil sampai Sungai Efrat.

Untuk itu, satu-satunya jalan melawan penjajahan dan ekspansi Israel adalah perlawanan bersenjata. Ketua Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh menganggap perlawanan bersenjata skala besar sebagai jalan tunggal untuk melawan Zionis dan Yahudisasi tempat-tempat suci umat Islam.

Para pemimpin kubu perlawanan juga berterima kasih atas peran besar Republik Islam Iran dalam mendukung perlawanan dan mengubah poros perlawanan sebagai salah satu aktor yang paling berpengaruh di Asia Barat. (PT)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *