Berita
Para Santri, Agen Dakwah Islam Santun
Seluruh santri di Indonesia seharusnya tidak tabu dengan perbedaan pandangan dan mampu menjadi pelopor moderasi beragama. Perbedaan pandangan agama seharusnya bukan menjadi penghalang persatuan Indonesia.
“Para santri dapat menjadi pelopor perdamaian dan agen dakwah Islam yang santun, damai, dan dapat merayakan keragaman bangsa,” kata Staf Ahli Menteri Agama, Oman Fathurahman, Sabtu (24/20).
Dikutip dari Medcom.id, moderasi beragama, ujar Oman, penting dan relevan untuk dilakukan. Sebab, moderasi beragama merupakan jalan damai, jalan tengah untuk menjawab isu-isu strategis.
“Misalnya kurangnya pemahaman dan praktik nilai-nilai agama yang moderat, inklusif, dan toleran,” katanya mencontohkan.
Pemerintah, tambahnya, telah memasukkan penguatan moderasi beragama menjadi salah satu program prioritas. Hal itu tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Agama (Kemenag) 2020-2024.
Lebih jauh, ia menjelaskan, ada tiga alasan utama moderasi agama yang masih relevan. Pertama, keberagaman di Indonesia tak dapat disangkal sehingga pasti muncul berbagai perbedaan pandangan.
Kedua, mengacu pada esensi agama untuk menjaga martabat manusia sebagai makhluk mulia ciptaan Tuhan. Ini, termasuk tidak menghilangkan nyawa sesama dan menjadi pembawa misi damai dan keselamatan.
“Alasan berikutnya adalah kebijakan moderasi beragama merupakan strategi kebudayaan dengan pendekatan lunak untuk merawat keindonesiaan,” tutur Oman.
Dalam hal ini, kata Oman, pesantren berperan penting dalam pendidikan bangsa dan agama. Dalam sejarahnya, pesantren diakui sebagai benteng moderasi Islam yang menjunjung tinggi kemanusiaan berdasarkan nilai-nilai toleransi, damai, dan inklusif.
“Para santri tidak hanya diajarkan pendidikan agama, tapi juga dididik untuk mengembangkan karakter yang mandiri, berani, dan terbuka,” tegasnya. Lebih lagi, para santri di pesantren punya beragam latar belakang etnis, suku, dan budaya. Kondisi itu membuat mereka terbiasa dengan perbedaan. Oman berharap para santri dapat memanfaatkan ilmunya sebagai agen moderasi beragama.