Berita
Pandu Ahlulbait, Motor Penggerak Masyarakat
Bogor – Dalam rangka konsolidasi dan tata ulang organisasi, Pandu Ahlulbait menggelar Musyarawah Luar Biasa (Munaslub) pada 7-8 Maret 2020, di Aula Huseiniyah Rasulul ‘Adzham, Dramaga, Bogor, Jawa Barat.
Ketua Badan Pekerja Munaslub Pandu Ahlulbait, Mujib Munawan melaporkan kehadiran 61 peserta yang mewakili berbagai wilayah. Di antaranya Pimpinan Wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Lebih lanjut, Mujib menjelaskan bahwa kegiatan Munaslub terfokus pada upaya penyelarasan aturan organisasi seperti AD-ART, Program Kerja Nasional, dan Rekomendasi dengan aturan yang ada dalam organisasi induk, yakni Ormas Ahlulbait Indonesia. “Sama sekali tidak ada agenda mengganti ketua umum. Pandu-1 tetap saudara Muhammad Abbas Hasny,” tegasnya.
Anggota Dewan Syura Ahlulbait Indonesia, Ustadz Abdullah Assegaf, menyambut baik kegiatan Munaslub yang mengambil tema “Penguatan Organisasi untuk Pengabdian Masyarakat dalam Bingkai Penantian” itu. Menurutnya pemuda adalah harapan masyarakat dan bangsa di masa depan.
“Pengabdian Masyarakat merupakan cita-cita dan pekerjaan besar. Saya melihat cahaya keyakinan dan harapan di wajah-wajah Pemuda Ahlulbait di masa mendatang. Semoga Imam Zaman as menjadi saksi atas ikhtiar mulia Pandu Ahlulbait ini,” ungkapnya.
Dalam arahannya, Ketua Umum Ahlulbait Indonesia, Ustadz Zahir Yahya, menyampaikan bahwa keikutsertaan dan partisipasi aktif pemuda menjadi indikator bagi dinamika suatu masyarakat. Bila pemuda absen dari partisipasi di tengah masyarakat, maka dapat dipastikan masyarakat tersebut akan stagnan alias tidak memiliki masa depan sama sekali.
Beliau kemudian menyatakan bahwa pemuda merupakan aset terpenting. Karena, pemuda adalah sumber daya manusia yang tidak akan pernah habis, terus mengalir, dan silih berganti dari satu periode ke periode berikutnya.
“Sebagai aset yang tidak terbatas dalam komunitas, Pandu Ahlulbait hendaknya menjadi motor penggerak bukan hanya di lingkungan komunitas Ahlulbait, tapi juga di tengah masyarakat kita di Tanah Air,” terang Ustadz Zahir.
Mengingat, lanjutnya, Allah Swt telah memberikan karunia berupa semangat, tekad, dan kekuatan yang lebih kepada kaum muda dibanding yang lainnya. “Untuk itulah Pandu Ahlulbait hendaknya terlibat dalam ajang kiprah sosial yang lebih besar. Ormas Ahlulbait Indonesia sebagai induk organisasi memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada Pandu Ahlulbait untuk terlibat dan berkontribusi dalam komunitas Ahlulbait di berbagai lini,” tegasnya.
Di akhir arahannya, Ketum Ahlulbait itu menekankan pentingnya Munaslub ini sebagai ajang konsolidasi demi memperkuat organisasi dalam optimalisasi peran dan fungsi pemuda Ahlulbait di berbagai daerah. “Semoga Munaslub hari ini berjalan lancar dan menghasilkan output yang bisa memajukan Pandu Ahlulbait di masa-masa mendatang,” harapnya seraya mengetukkan palu tiga kali sebagai pertanda dibukanya Munaslub Pandu Ahlulbait.