Berita
Palestina Gigih Melawan Dua Front: Wabah Covid-19 dan Penjajahan Zionis Israel
Palestina mengkonfirmasi kasus virus Corona di wilayah jajahan rezim ilegal zionis Israel mencapai 39 kasus pada Senin lalu (16/3). Otoritas Palestina berupaya keras mengatasi pandemi virus corona jenis baru atau Covid-19 di tengah sumber daya yang terbatas dan lemahnya sistem kesehatan.
Sebanyak 37 pasien yang terinfeksi Covid-19 merupakan kelompok wisata religi Yunani yang mengunjungi Betlehem awal Maret silam. Mereka dinyatakan positif Corona setelah kembali ke Yunani. Pihak berwenang Palestina kemudian melakukan pelacakan. Dua kasus terakhir ditemukan di Tulkarem. Seorang pria yang bekerja sebagai buruh di wilayah jajahan telah tertular virus corona dari atasannya.
“Kami bertempur di dua front; satu melawan pandemi dan lainnya melawan pendudukan militer brutal (rezim ilegal zionis) Israel. Tentara kolonial Israel dan pemukim Yahudi ilegal masih melakukan penutupan terus-menerus dan melancarkan serangan terhadap warga sipil, yang mempersulit upaya kami dalam memerangi pandemi,” kata otoritas kesehatan Palestina.
Ya, selain menghadapi serangan virus Corona baru-baru ini, rakyat Palestina, baik di Tepi Barat, terlebih di Gaza, bahkan telah 72 tahun dijajah dan dianiaya rezim ilegal zionis Israel dukungan rezim petualang perang, Amerika Serikat.
Baca Isi Permufakatan Jahat Deal of The Century dan Respon Internasional
Rezim ilegal zionis Israel masih terus membangun ribuan unit rumah untuk warga zionis di Yerusalem Timur. Tindakan tersebut dianggap serangan terhadap hak-hak warga Palestina. Eskalasi agresi zionis Israel terhadap hak-hak dan eksistensi rakyat Palestina dengan dorongan dan perhatian Pemerintah Amerika Serikat yang sejalan dengan agenda Deal of Century (rencana penguasaan Timur Tengah yang diusulkan sepihak oleh rezim AS pimpinan Donald Trump) telah mendapatkan kecaman dari puluhan negara dunia termasuk PBB. Namun rezim ilegal zionis Israel dan Amerika tidak mengindahkan kecaman tersebut.
Sebulan lalu “Perdana Menteri Israel” Benjamin Netanyahu mengumumkan rencana membangun 3.000 rumah ilegal untuk penduduk ilegal zionis di Givat Hamatos. Sebanyak 2.200 rumah juga akan dibangun di Har Homa. Netanyahu mengaku telah mencabut pembatasan pembangunan di Givat Hamatos serta menyetujui proyek permukiman ilegal di Har Homa.
Rencana pembangunan di Givat Hamatos pertama kali diajukan pada 2012. Namun hal tersebut dikecam oleh masyarakat internasional. Sebab proyek itu memutus lingkungan Palestina di Beit Safafa dan Sharafat dari Tepi Barat. Saat ini terdapat lebih dari 100 permukiman ilegal zionis di wilayah Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur. Permukiman itu dihuni sekitar 650 ribu Yahudi zionis. (Kompas/Republika)