Berita
Nisfu Sya’ban Momen Persatuan Sunni dan Syiah
Malam Nisfu Sya’ban sebagai hari yang mulia diramaikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Umat Islam Indonesia menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan memperbanyak zikir, selawatan, doa dan istighfar di masjid-masjid dan surau.
Tak ketinggalan, Islamic Cultural Center (ICC), Jakarta Selatan, juga menghidupkan malam Nisfu Sya’ban (3/6) dengan tausiyah oleh Ustaz Dr. Muhsin Labib.
Ustaz Labib menjelaskan bahwa Nisfu Sya’ban adalah momentum untuk mempererat hubungan antara Muslim Syiah dengan Muslim Sunni minus para takfiri yang mengejek kegiatan menghidupkan malam Nifsu Sya’ban sebagai bid’ah.
“Di sinilah kita membuat garis merah yang jelas bahwa Sunni dan Syiah sama-sama mengagungkan malam Nisfu Sya’ban,” tegas Ustaz Labib.
Nisfu Sya’ban adalah momen untuk saling memberikan penghormatan kepada sesama muslim, sehingga Sunni dan Syiah harus saling menghormati. Penghormatan yang dimaksud bukanlah peleburan atau penggabungan antara Sunni dan Syiah tapi saling meyakini keyakinannya masing-masing tanpa saling melakukan agresi.
Ustaz Labib juga mengingatkan adanya para penyusup yang sengaja berniat memecah-belah umat Islam baik di dalam Sunni maupun di dalam Syiah denga memunculkan ekstremisme, memunculkan pandangan-pandangan yang merusak ukhuwah Islamiyah.
“Karena itu ekstremisme di dalam Syiah ataupun Sunni harus diwaspadai,” tegas Ustaz Labib.
Terkait polemik yang terjadi di sosial media, Ustaz Labib meminta agar segera dihentikan dan dilupakan sebab menurutnya polemik tersebut bertujuan untuk menguras energi kita, agar Muslim Sunni dan Syiah terus beradu dan bertikai.
Terutama kepada Muslim Syiah Ustaz Labib mengingatkan agar dapat menjaga diri dan tahu diri untuk hidup bermasyarakat dengan Muslim Sunni.
“Sebagai minoritas sudah seharusnya tahu diri, harus bisa menjaga diri,” pungkasnya. (Aldo/Yudhi)