Nasional
Wapres: Islamofobia Harus Dilawan
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan tren Islamofobia yang terus meningkat di negara-negara Barat harus dilawan.
“Cara pandang yang selalu menggeneralisasi dan negatif ini harus kita lawan. Namun di saat yang sama umat juga perlu introspeksi,” kata Ma’ruf Amin saat menyampaikan pidato kunci pada Dies Natalis ke-17 FISIP Universitas Brawijaya Malang secara daring dari Jakarta, Selasa (10/11).
Dilansir dari Antara, Wapres mencontohkan tren Islamofobia, seperti penyerangan dan pelecehan terhadap kaum Muslim di Amerika Serikat dan Eropa yang kian tahun terus bertambah.
“Pelecehan terhadap orang Islam di Amerika Serikat pada 2016 meningkat 36 persen jika dibandingkan dengan 2001. Begitu juga di Eropa di mana rata-rata satu dari tiga Muslim mengalami diskriminasi dan prasangka buruk pada 2017,” katanya.
“Terakhir, baru saja terjadi sebuah peristiwa di Prancis yang mendiskreditkan agama Islam dan melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia, karena memposisikan Islam sebagai agama teroris, “ tambahnya.
Persepsi negatif terhadap Islam ini menurutnya juga disebabkan karena berbagai konflik yang terjadi di negara Islam, khususnya Timur Tengah. Dia menyebut konflik yang melibatkan negara-negara Islam di dunia juga meningkat hingga 60 persen.
Ia kemudian merujuk hasil penelitian PEW Research Tahun 2017, yang menyebutkan lebih dari 41 persen warga Amerika Serikat menganggap Islam berkaitan erat dengan tindak terorisme dan kekerasan. Sementara lebih dari 44 persennya melihat Islam dan demokrasi tidak berjalan bersama, serta hampir 50 persen lainnya lagi menilai sebagaian Muslim dunia anti-Amerika.
“Di Eropa, persepsi terhadap Islam juga tidak jauh berbeda. Dari hasil survei di 10 negara Eropa tercatat lebih dari 50 persen warga Eropa memandang Islam secara negatif,” katanya.
Ditambah lagi stigma negatif terhadapa pendidikan berbasis Islam yang dicap sebagai pembibit ideologi ekstrim dan radikal. “Generalisasi terhadap peran negatif madrasah diperoleh hanya karena orang Barat melihat bahwa beberapa pelaku terorisme merupakan alumni madrasah,” katanya.
Lebih jauh ia mengatakan bahwa Islamofobia itu disebabkan oleh ketidaktahuan mereka terhadap ajaran agama Islam sesungguhnya.
“Sumber utama dari kebencian terhadap Islam itu adalah ketidaktahuan atau ketidakpahaman terhadap apa Islam itu. Al-Insaanu aduwwu maa jahilu, manusia itu memang cenderung memusuhi apa yang tidak diketahui,” ujarnya.