Nasional
Terlibat Radikalisme, Menteri PAN RB Pecat Puluhan Pegawai
Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo mengaku memecat puluhan aparatur sipil negara (ASN) yang terlibat radikalisme setiap bulannya.
“Saya sedih jadi Menpan RB, hampir tiap bulan dalam rapat kami memutuskan rata-rata 30-40 orang yang harus saya ambil keputusan untuk dipecat, dinonaktifkan, di-non-job-kan, dan turun pangkat,” kata Tjahjo dalam rilis survei virtual, Minggu, (18/4), seperti dikutip dari Medcom.id.
Akibat terpapar radikalisme, Tjahjo mengaku kerap kehilangan orang-orang pintar yang seharusnya dapat menempati posisi strategis di instasi pemerintah. “Kami punya semua datanya dari media sosial yang dia pegang dan lewat PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan),” kata Tjahjo.
Ia menambahkan bahwa Kemenpan RB telah menggandeng sejumlah lembaga untuk mengawasi dan mengkritisi kinerja ASN. Mulai dari Badan Kepegawaian Negara (BKN), Komite Aparatur Sipil Negara (KASN), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Ombudsman.
Perilaku radikalisme, kata Tjahjo, berkaitan erat dengan intoleransi. Sementara pada jajak pendapat yang diselenggarakan Lembaga Survei Indonesia (LSI), ditemukan tingkat toleransi ASN tinggi.
Laporan survie itu menyatakan bahwa responden yang menjawab orang yang berbeda agama boleh menjadi kepala divisi sebesar 78,9 persen. Kemudian, orang yang berbeda agama boleh menjadi pimpinan di instansi pemerintah sebanyak 76,9 persen.
Namun, ada pula yang merasa keberatan orang berbeda agama jadi pimpinan divisi atau instansi. Responden yang keberatan dipimpin orang beragama lain dalam satu divisi berkisar 14,1 persen.
Sedangkan yang keberatan dipimpin dalam instansi pemerintah mencapai 15,1 persen. Sisanya masing-masing 6 persen menjawab tergantung dan 1 persen abstain. Responden diwawancara tatap muka, secara daring maupun luring. Survei dilakukan pada 3 Januari hingga 31 Maret 2021.