Nasional
Sayyid Muhammad: Agama, Ajaran Kasih Sayang
Sayyid Muhammad: Agama, Ajaran Kasih Sayang
Ketua Pimpinan Nasional Pandu Ahlulbait, Sayyid Muhammad Hasni mengatakan bahwa dasar dari setiap agama adalah mengajarkan kasing sayang. “Dalam Islam kita mengenal konsep Rahmatan lil Alamin, di agama lain juga ada konsep cinta kasih, dan seterusnya,”
Hal itu disampaikan Sayyid Muhammad dalam forum diskusi kepemudaan dan kebangsaan yang diselenggarakan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) dan Komunitas Keberagaman Peace Leader Indonesia, di Jakarta (25/8).
Namun dalam praktiknya, lanjut Sayyid Muhammad, masing-masing orang mungkin akan berbeda. “Misal, ketika kita melihat ISIS beraksi teror dan radikal, maka kita tidak bisa mengidentikkannya dengan ajaran Islam.”
Sayyid Muhammad juga mencontohkan kasus serupa dalam agama lain. “Kasus Rohingnya pun tidak bisa serta merta kita kaitkan dan diidentikkan kejadian itu dengan ajaran Buddha, dan begitu juga dengan agama lain,” tegasnya.
Ia menambahkan, di Indonesia agak sulit menjumpai kerukunan sebagai sesuatu yang mutlak. “Sebab, kita memiliki undang-undang yang menjamin kebebasan beragama dan beribadah, namun implementasinya masih sangat minim,” kata Sayyid Muhammad mengingatkan.
Baca juga : MER-C Sayangkan Jokowi Ragu Tolak Timnas “Israel”
Bahkan, tak jarang praktiknya justru buruk. “Di mana penegakan hukum kadang masih mempertimbangkan mayoritas dan minoritas dari sisi kuantitatif pemeluk agama atau kelompok tertentu,” ujarnya.
Karena itu, imbuh Sayyid Muhammad, ketika tidak menyalahi aturan undang-undang, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, tak perlu ada yang merasa minoritas. “Sebab, mereka yang patuh dan sadar hukum, itulah yang harus menjadi pedoman mayoritas negara kita,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Pimpinan Nasional Pandu Ahlulbait, Mujib Munawan yang juga hadir pada acara tersebut menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara tersebut. “Pertemuan semacam ini sangat bagus untuk kita, terutama generasi muda penerus bangsa, untuk selain saling mengenal satu sama lain, juga untuk saling bekerjasama dan berkolaborasi program,” tuturnya.
Tentu tidak hanya berkumpul dan bertukar pikiran serta gagasan, lanjut, namun juga penting dilakukan pertemuan rutin, dan dapat mengahasilkan poin-poin yang bisa menjadi kesepakatan bersama untuk dapat ditindaklanjuti sebagai usulan atau semacam saran untuk bangsa Indonesia melalui penyelenggara pemerintahannya.
Forum yang dihadiri teman-teman Lintas Iman dan Keyakinan ini membicarakan isu-isu kebebasan beragama dalam rangka merayakan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77. [Mujib]
Baca juga : BNPT: Ramadhan, Momen Memupuk Toleransi Mantan Napiter