Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Prof. Oman: Moderasi Beragama Masih Sering Disalahpahami

Prof. Oman: Moderasi Beragama Masih Sering Disalahpahami

Prof. Oman: Moderasi Beragama Masih Sering Disalahpahami

Moderasi Beragama sering kali disalahpahami, bahkan kerap disebut sebagai antitesa dari radikalisme atau pun terorisme. Padahal tidak seperti itu.

“Masih banyak salah paham, termasuk bagaimana media menarasikan moderasi beragama,” ujar salah satu Konseptor Moderasi Beragama, Prof. Oman Fathurrahman, dalam Konferensi Pers Rilis Riset INFID terkait Situasi Praktik Moderasi Beragama di Lembaga Publik, Jakarta, Rabu (14/6).

“Ada yang menyebut moderasi agama, ada modernisasi agama, di media juga sama, akhirnya kami meluncurkan buku pedoman pemberitaan moderasi beragama,” tambahnya.

Ia melanjutkan, yang menjadi perhatian moderasi beragama itu cara pandang, sikap, dan praktik beragama. Sedangkan lawan moderasi itu bukan radikal tapi ekstrim. Maka diksi yang digunakan adalah ekstrimisme.

Baca juga : Jokowi: Banjiri Ruang Digital dengan Konten-konten Positif

“Anda beragama, mau kiri atau kanan, kalau ekstrim itu tidak benar, tidak baik,” tuturnya.

Dalam rumusan paling mutahir, kata Prof Oman, moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama, dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil, seimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.

“Yang diurus oleh moderasi beragama itu adalah dalam kehidupan bersama, artinya di ruang publik, jadi tidak masuk ke ranah privat,” tegasnya.

Terkait tantangan terbesar yang dihadapi moderasi beragama saat ini, menurutnya adalah bagaimana mempraktikkan nilai yang tertuang dalam moderasi beragama dengan adil dan berimbang. “Itu yang tidak mudah,” pungkasnya.

Baca juga : BNPT: Kelompok Teroris Terus Berkembang