Nasional
Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Husainiah Ahlulbait Indonesia Probolinggo
Peletakan batu pertama Pembangunan Gedung Husainiah Ahlulbait Indonesia Probolinggo di Desa Pabean, Dringu, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur dilaksanakan pada Minggu, (24/10).
Gedung di atas lahan 1100 meter persegi itu diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. Selain Husainiah, di lahan yang sama rencananya juga akan dibangun gedung madrasah diniyah.
“Gedung ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh seluruh pecinta dan pengikut Rasulullah saw dan keluarga sucinya dan masyarakat pada umumnya,” ujar Ketua Panitia Pembangunan Gedung Husainiah, Gede Indra.
Kepala Desa Pabean, Bibit, S.Sos dalam sambutannya juga berharap Gedung Husainiah ini tak hanya bermanfaat bagi organisasi, namun juga masyarakat sekitar, seperti halnya organisasi kepemudaan di desa tersebut.
“Kami berharap, ketika masyarakat membutuhkan uluran tangan untuk menggunakan gedung ini, mohon dengan ketulusan hati bapak semua untuk memberikan izin,” kata Bibit.
Selain itu, ia juga berharap agar Ormas ABI dapat membantu persoalan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Pabean yang selama dua tahun ini terpuruk akibat pandemi Covid-19.
“Manakala ABI ada penyaluran-penyaluran yang mungkin bisa disalurkan, kami berharap untuk bekerja sama dengan pemerintah Desa Pabean, mohon kiranya, koordinasi, komunikasi, dan sinergitas, organisasi ini dengan pemerintah tidak ditinggalkan,” ujarnya.
Bibit juga mengapresiasi Ormas Ahlulbait Indonesia yang tak hanya bergerak di bidang keagamaan, namun juga dalam bidang sosial. Ia juga mengungkapkan rasa bangganya karena acara peletakkan batu pertama itu menyertakan prosesi menyanyikan lagu Indonesia Raya.
“Termasuk yang membanggakan kami, tadi kita sama-sama berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya,” tuturnya.
Beliau juga menyingung soal buku Manifesto ABI yang diterimanya dari salah satu panitia. Dalam buku tersebut, ujarnya, disebutkan bahwa Pancasila dan UUD 45 adalah pijakan anggaran dasar dan rumah tangga Organisasi ABI.
“Ini yang membanggakan kami,” tegasnya.
Sebab, lanjutnya, akhir-akhir ini banyak organisasi kemasyarakatan yang bersifat keagamaan namun tidak memasukkan Pancasila dan UUD 45 sebagai pijakan anggaran dasar dan rumah tangga mereka.
“Oleh karena itu kami mewakili pemerintah, kabupaten utamanya Kesbangpol, mengucapkan terima kasih kepada organisasi kemasyarakatan Ahlulbait Indonesia yang ada di probolinggo,” tambahnya.
Ketua DPW ABI Jawa Timur, Habib Abdillah Baabud pada sambutannya juga menegaskan bahwa mereka yang ada dalam naungan ormas Ahlulbait Indonesia, adalah anak bangsa yang cinta kepada negaranya, menerima prinsip dan ideologi negaranya.
“Yaitu sebuah negara yang berada dalam koridor Undang-undang Dasar 1945, dengan asas negara Pancasila, juga sebuah fondasi yang bernama Bhinneka Tunggal Ika,” kata Habib Abdillah.
Ia menambahkan bahwa secara pribadi, dirinya melihat Pancasila sebagai saripati dari seluruh nilai yang ada dalam kitab-kitab suci yang dibawa para nabi.
“Jadi kurang apa lagi?” tanyanya.
Menurut Habib Abdillah, dalam Pancasila ada nilai persatuan, keadilan, kemanuisaan, musyawarah mufakat, dan semua nilai yang diperjuangkan oleh insan-insan merdeka, seluruhnya ada dalam Pancasila.
“Jadi kami tidak punya masalah untuk menjunjung tinggi nilai-nilai yang ada pada dasar negara kita,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Ahlulbait Indonesia, Habib Zahir bin Yahya juga memberikan sambutannya. Beliau menjelaskan bahwa Husainiah artinya sebuah gedung yang akan menghidupkan dan dihidupkan dengan membersarkan sebutan dan nama Allah Swt, Rasulullah saw, dan keluarga suci Nabi.
“Sebuah tempat yang insya Allah akan menjadi pusat bagi hilir mudiknya para malaikat Allah yang akan membawa rahmat dan ampunan dari sisi Allah,” tutur Habib Zahir. “Ini sesuatu yang sangat luar biasa.”
Namun, meski fungsi utama Husainiah untuk memperingati atau merayakan hari besar keagamaan, namun, sesuai tradisi yang berkembang di tengah kalangan pengikut keluarga Rasulullah saw, Husainiyah bukan semata-mata tempat pelbagai kegiatan yang bersifat seremonial.
“Dalam praktiknya, Husainiah berkembang fungsinya dan berkembang manfaatnya untuk bisa digunakan berbagai hal terkait aktifitas dan juga pelayanan, baik pelayanan keagamaan maupun bukan.”
Habib Zahir berharap, dengan berdirinya Husainiah di Kabupaten Probolinggo, maka urusan ubudiyah dan urusan lain tertangani dengan baik.
Beliau juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, masyarakat dan jajaran pemerintah setempat, serta seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan Gedung Husainiah tersebut.