Nasional
Pakar UGM: Tes untuk Perjalanan Domestik Tidak Efektif
Pakar UGM: Tes untuk Perjalanan Domestik Tidak Efektif
Epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria Wiratama, mengatakan, syarat pemeriksaan PCR atau tes antigen sudah tidak efektif lagi dilakukan bagi pelaku perjalanan dalam negeri. Sebab hasil penelitian pemeriksaan yang hanya dilakukan satu kali masih memungkinkan orang yang terinfeksi Covid-19 lolos dari pengecekan. Apalagi, hasil PCR pelaku perjalanan masa berlakunya hingga tiga kali 24 jam.
“Banyak yang kebobolan, ada fault negative, negatif tapi tidak dominan negatif, atau hasil tes dipalsu, dia tidak tes tapi ditulis negatif. Itu kan sering juga dan sampai sekarang masih ada,” kata Bayu, Selasa (8/3), seperti dilansir Republika.id.
Berbeda denga perjalanan ke luar negeri, bagi Bayu, kewajiban menunjukkan hasil negatif pemeriksaan PCR atau tes antigen masih relevan diberlakukan bagi orang-orang yang melakukan perjalanan dari maupun ke luar negeri.
Bayu mengemukakan bahwa saat ini sudah banyak negara yang tidak lagi mewajibkan pelaku perjalanan di dalam negeri menunjukkan hasil negatif tes Covid-19.
Baca juga : Epidemiolog UI Sebut Indonesia Siap Akhiri Darurat Covid-19
“Sekelas di Amerika itu mereka hanya mewajibkan tes kalau belum vaksin. Tapi katanya sudah diubah karena sudah banyak yang divaksin jadi benar-benar tidak lagi pakai tes,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah telah mencabut penunjukkan hasil negatif tes Covid-19 untuk pelaku perjalanan domestik. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo menegaskan, relaksasi testing diberlakukan karena situasi pandemi saat ini semakin terkendali.
“Data-data kasus, keterisian RS, dan angka reproduksi efektif Covid-19, semua menunjukan pandemi semakin berhasil terkendali dengan baik. Ini menjadi landasan mengapa level PPKM di beberapa daerah diturunkan dan termasuk relaksasi testing untuk pelaku perjalanan,” kata Abraham, dikutip dari siaran pers.
Abraham juga menepis pendapat jika penghapusan antigen dan PCR untuk pelaku perjalanan menunjukkan pemerintah longgar soal testing Covid-19. Menurutnya, pemerintah saat ini justru semakin spesifik dalam melakukan testing Covid-19. Selain itu, menurutnya, pemerintah juga menilai bahwa varian omikron ini memiliki dampak lebih ringan dibanding delta.
Baca juga : Jika Kedaruratan Covid-19 Dicabut, Kemenkes: Vaksinasi Tak Lagi Gratis