Nasional
Pakar UGM Ingatkan Bahaya Badai La Nina
Pakar UGM Ingatkan Bahaya Badai La Nina
Pakar Iklim dan Bencana Universitas Gadjah Mada (UGM), Emilya Nurjani mengingatkan masyarakat akan bahaya badai La Nina yang diprediksi akan menerjang Indonesia pada akhir tahun ini.
Ia mengatakan dampak dari badai La Nina ini adalah hujan yang cukup tinggi bahkan di beberapa tempat diperkirakan akan terjadi hujan ekstrem dengan intensitas di atas 100 mm/hari. Sehingga dapat mengakibatkan beberapa bencana antara lain banjir dan longsor yang biasa disebut sebagai bencana Hidrometeorologis.
Tak hanya La Nina saja, bila ada siklon, maka potensi curah hujan yang turun di wilayah Indonesia akan tinggi dan berisiko menciptakan bencana.
“Siklon juga menambah bencana gelombang tinggi di pesisir dan gelombang badai,” ujarnya, dilansir Kompas.com.
Diperkirakan hampir semua wilayah Indonesia terkena dampak La Nina, namun dengan tingkat risiko yang berbeda-beda. Bila terjadi siklon maka potensi dampaknya akan dapat dirasakan hingga wilayah 500 km dari pusat siklon. Karena siklon terbentuk di lautan, maka dampak langsung dapat dirasakan di wilayah pesisir.
Baca juga : Menteri Budi Arie: Kebocoran Data Dukcapil Tak Masuk Akal
“Wilayah lain yang masih dalam jarak radius dari pusat siklon juga akan terpengaruh,” katanya.
Bagi wilayah-wilayah rawan yang berpotensi banjir dan longsor menurutnya seharusnya sudah melakukan mitigasi saat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mulai mengeluarkan prediksi.
Setiap ada curah hujan lebat, penduduk sudah harus melakukan evakuasi ke tempat yang aman yang sudah disediakan oleh pemerintah setempat.
“Perlu ada ronda malam untuk antisipasi banjir dan longsor sehingga cepat diketahui. Tetapi kalau di wilayah tersebut sudah ada alat alarm bencana longsor maka diikuti saja bunyi sirine bencananya,” katanya.
Hampir setiap tahun, Indonesia mengalami fenomena alam La Nina. La Nina sendiri adalah fenomena peningkatan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian barat sehingga berdampak pada terjadinya pergerakan massa di kawasan tersebut termasuk Indonesia dan Asia Tenggara.
Peningkatan suhu ini, membawa banyak uap yang menghasilkan hujan dengan intensitas yang lebih tinggi. Saat ini Indonesia sedang mengalami musim penghujan dan adanya La Nina justru meningkatkan peluang terjadinya curah hujan yang cukup tinggi.
Baca juga : 337 Juta Data Dukcapil Diduga Bocor, Pakar: Pengelola Harus Diaudit