Nasional
Pakar Kesehatan: Hoaks Ibu Divaksin, Bayinya Terjangkit Covid
Pakar Kesehatan: Hoaks Ibu Divaksin, Bayinya Terjangkit Covid
Pakar Kesehatan sekaligus Dokter Relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda’i membantah kabar hoaks yang mengatakan bahwa seseorang yang divaksin akan terinfeksi Covid-19, begitu pula dengan bayi yang dikandungnya.
“Tidak ada satu pun bukti ilmiah yang menyatakan seorang wanita yang telah divaksin Covid-19 sebelumnya akan menyebabkan bayi yang dilahirkan akan tertular Covid-19. Vaksin sudah terbukti efektif bagi wanita dan aman usia produktif, ibu hamil, ibu menyusui dan bayi atau janin,” tulis dr. Fajri di akun twiternya @dr.fajriaddai, Senin (8/11), seperti dilansir Okezone.
Baca juga : Pakar Digital Forensik: Tren Kebocoran Data di Indonesia Melonjak Sejak 2019
Respon dokter Fajri itu disampaikan setelah beredar informasi di media sosial yang menyebut bahwa terdapat bayi yang terinfeksi Covid-19 dengan berbagai gangguan kesehatan seperti peradangan selaput jantung (perikarditis), peradangan otak (ensefalitis), peradangan selaput otak (meningitis). Kabarnya kondisi tersebut terjadi lantaran bayi tersebut dilahirkan dari ibu yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Namun, Fajri juga mengingatkan bahwa Ibu hamil memiliki risiko kematian 22 kali lebih tinggi dan risiko sakit berat tiga kali lebih tinggi jika terinfeksi Covid-19. Kondisi ini tentu jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak terinfeksi Covid-19. Oleh karena itu, Fajri menegaskan vaksinasi sangat penting dan telah terbukti efektivitasnya di dunia nyata untuk mengurangi risiko perburukan jika terinfeksi Covid-19.
Bahkan, Fajri menjelaskan bahwa antibodi netralisasi dari hasil vaksinasi dapat turun ke bayi melalui air susu ibu dan janin dari plasenta (aliran darah ibu ke janin). Maka, bisa disimpulkan bahwa vaksinasi pada ibu tidak menyebabkan bayi yang dilahirkan dari ibu tersebut terinfeksi Covid-19, peradangan selaput jantung, dan selaput otak.
baca juga : Dinkes DKI: Meski Kasus Covid Melonjak, Belum Diperlukan Pembatasan Aktivitas