Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Pakar: Diplomasi Cerdas Indonesia Upayakan Solusi Palestina

Pakar: Diplomasi Cerdas Indonesia Upayakan Solusi Palestina

Pakar: Diplomasi Cerdas Indonesia Upayakan Solusi Palestina

Pakar Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana, menggambarkan bahwa dalam konflik di Gaza, hukum internasional menghadapi kelemahan yang membuat sulit memberikan sanksi pada rezim zionis. Hikmahanto menyatakan bahwa keberlakuan hukum internasional tidak sekuat hukum nasional karena tidak ada kekuatan lebih tinggi yang dapat memberikan sanksi pada negara yang melanggar.

Namun, menurut Hikmahanto, langkah-langkah diplomatik yang diambil Menlu RI, Retno Marsudi, menunjukkan kebijakan yang cerdas dalam penyelesaian konflik di Palestina. Kunjungan ke China dan rencana kunjungan ke Rusia adalah upaya membentuk koalisi yang mampu bersaing dengan Amerika Serikat.

“Ibu Menlu pintar, beliau pergi ke China kemarin, nanti ke Rusia, harapannya adalah ada koalisi China-Rusia yang harus berhadapan dengan Amerika Serikat,” ujar Juwana, dilansir Bisnis.com, Selasa (16/1). Strateginya adalah agar AS berpikir dua kali dan memerintahkan zionis untuk menghentikan serangan ke Palestina jika koalisi tersebut terbentuk.

Baca juga : Retno Marsudi Bersiap ‘Guncang’ Mahkamah Internasional

Menurut Hikmahanto, langkah Presiden Joko Widodo mengemukakan hal serupa kepada Joe Biden selama pertemuan mereka. Presiden menyampaikan bahwa jika Amerika dapat menghentikan serangan rezim zionis terhadap Gaza, itu akan mempererat hubungan kedua negara.

“Termasuk langkah Pak Presiden [Joko Widodo] waktu ke Joe Biden sebenarnya tidak diagendakan, itu ngomong soal rezim zionis, tapi kan Joe Biden bilang gini, apa yang bisa kita lakukan untuk Indonesia sehingga kita bisa memperkuat hubungan, Pak Presiden bilang oh ya ada, Amerika kalau bisa menyetop zionis melakukan serangannya ke Gaza itu akan mempererat hubungan,” tambahnya.

Upaya diplomatik seperti ini dianggapnya sebagai langkah cerdas untuk mengatasi kefrustasian global terhadap konflik di Palestina, yang selama ini telah mencoba berbagai jalur, termasuk melibatkan Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, tanpa berhasil menyelesaikan masalah tersebut.

“Diperlukan cara curi-curi, mencari celah untuk melakukan langkah strategis,” tutupnya.

Baca juga : Selama Masa Kampanye 2024, Kominfo Takedown 51 Konten Hoaks