Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Misi Kolonialisme: Alasan Israel Tetap Bercokol di Palestina

Keberadaan Zionis Israel di Palestina, tak dapat lepas dari terancamnya pos-pos kolonialisme atau penjajahan pada bangsa-bangsa Arab, di Timur Tengah. Hal itu bermula dari bangkit dan merdekanya bangsa-bangsa Arab, atau yang biasa disebut Arab Spring. Kebangkitan ini yang juga membuat bangsa-bangsa kolonialisme merasa kehilangan cengkeramannya terhadap bangsa Arab yang mereka jajah.

Mufti Makarim, anggota Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) dalam sebuah diskusi menyampaikan bahwa, terancamnya kolonialisme dan eksistensi penjajahan itulah yang mendorong dibentuknya negara Israel.

Paska Perang Dunia II  terjadi migrasi besar-besaran oleh keturunan yahudi dari Eropa, Amerika dan keturunan lain ke Palestina. Itu yang sebenarnya menurut Mufti menjadi titik paling penting ketika bicara masalah perdamaian, karena ada  faktor-faktor pendukung di belakangnya.

“Sebenarnya Israel itu siapa sih? Hanya entitas kecil yang jumlah penduduknya tidak seberapa, tetapi kita tahu bahwa di Timur Tengah kekuatan militernya paling kuat. Sistem pengelolaan keamanannya yang paling bagus di sana. Itu bukan karena Israel punya sumber daya yang mereka memiliki. Tapi karena para pihak yang berkepentingan di Timur Tengah itu membiayai Israel untuk menjadi mata, tangan dan kaki untuk bekerja di wilayah Timur Tengah. Itu persoalanya,” ungkap Mufti.

Apa yang terjadi di Palestina bukanlah persoalan agama, antara Islam dan Yahudi/Israel.

“Karena jauh sebelum Israel bercokol di Palestina, di sana sudah ada komunitas Yahudi, Kristen, dan Islam tanpa ada permasalahan,” tutur Mufti.

Perluasan kekuasaan seperti yang dilakukan rezim Zionis Israel di tanah Palestina dengan cara membantai rakyat Palestina ini juga pernah terjadi pada dinasti Saud (Kerajaan Arab Saudi).

“Dinasti Saud meraih kekuasaan dengan melenyapkan banyak entitas, ini proteksi dari kepentingan Inggris,” tambahnya.

Tak jauh beda dengan rezim Zionis Israel saat ini, keberadaanya di Palestina juga atas restu dari penguasa Inggris saat itu.

Langgengnya dinasti kerajaan Saudi dan eksistensi penjajah Zionis Israel tak terlepas dari kendali bangsa kolonialis terutama Inggris dan negara-negara pendukungnya. Itulah kenapa Palestina tak kunjung merdeka. Itu juga yang menjadi alasan kenapa Dewan Keamanan PBB tidak segera menghentikan pembantaian yang terjadi di Palestina dan mengadili pelakunya. Tak berlebihan jika kita ambil kesimpulan bahwa semua itu karena, yang bercokol di PBB, punya kepentingan juga terhadap eksistensi Israel di Timur Tengah.

Hal-hal itulah yang menurut Mufti harus dipahami secara menyeluruh. Apa yang terjadi antara dinasti Saud dengan bangsa Arab bukanlah persoalan Islam dengan Wahabi, begitu juga yang terjadi di Palestina bukan permasalahan Islam dengan Yahudi, tapi karena ada kepentingan di belakangnya yaitu kepentingan bangsa-bangsa penjajah untuk memperluas kekuasaan dan meraih keuntungan. (Malik/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *