Nasional
Menteri Retno: Dialog, Kunci Penyelesaian Konflik Global
Menteri Retno: Dialog, Kunci Penyelesaian Konflik Global
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, dialog lintas agama menjadi kunci penyelesaian konflik global.
Hal tersebut disampaikannya pada pembukaan Konferensi Internasional Literasi Lintas Agama dan Budaya (ICCCRL) di Jakarta, Rabu (10/7) di Jakarta.
Retno menekankan pentingnya upaya bersama dalam memupuk toleransi di tengah perang yang semakin meluas ke berbagai belahan dunia.
Retno Marsudi menyebutkan bahwa konflik yang terjadi di Ukraina dan Palestina saat ini, yang menelan banyak korban jiwa sipil, tidak berkaitan dengan agama.
“Konflik-konflik ini tidak secara inheren bersifat keagamaan, namun unsur-unsur keagamaan sering kali menghadirkan ketegangan yang semakin meningkat,” ucap Menlu Retno, dilansir Medcom id.
Menurutnya, penyelesaian konflik memerlukan dialog antar pihak terkait, meskipun tidak mudah. Tanggung jawab, katanya, harus diemban oleh para pemimpin politik dan seluruh elemen masyarakat, khususnya para pemimpin agama.
“Kita harus selalu memupuk kebebasan beragama, dan itu harus dijamin secara hukum. Keberagaman harus kita hargai dan jangan sampai perbedaan agama justru menimbulkan ketegangan,” sambungnya.
Baca juga : Indonesia Dorong Gencatan Senjata di Gaza
Retno juga menekankan bahwa Indonesia secara aktif bekerja sama dengan komunitas internasional untuk memperkuat toleransi. Diplomasi Indonesia dalam bidang ini terlihat dari kunjungan Grand Syeikh Al Azhar baru-baru ini, serta rencana kunjungan Paus Fransiskus pada September mendatang.
“Dialog antaragama adalah bagian penting dalam diplomasi Indonesia,” jelas Retno.
Ia mengungkapkan ada 34 dialog antaragama dengan negara-negara mitra Indonesia, yang dilakukan sebagai bentuk kolaborasi dalam mempromosikan literasi lintas budaya dan agama. Konferensi ini merupakan yang kedua kalinya digelar, setelah pelaksanaan serupa pada November 2023 lalu.
Tema yang diangkat dalam konferensi ini adalah ‘Multi-faith Collaborations in an Inclusive Society,’ dengan fokus kepada pemahaman semakin dibutuhkannya kolaborasi multiagama dan belajar saling bekerja sama antar kepercayaan.
Konferensi ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Luar Negeri RI dengan Institut Leimena. Diharapkan kegiatan ini dapat memperkokoh modalitas Indonesia akan nilai tolerasi, moderasi agama, dan penghargaan terhadap kemajemukan.
Baca juga : Indonesia-PBB: Solidaritaskan Perjuangan Palestina