Nasional
Menteri PPPA: Perempuan dan Anak di Balik Ancaman Kekerasan Digital
Menteri PPPA: Perempuan dan Anak di Balik Ancaman Kekerasan Digital
Pagi itu di sebuah auditorium di Jakarta, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga berdiri di hadapan audiens, menyampaikan pesan yang menggugah hati. Di era digital yang serba canggih ini, perempuan dan anak-anak justru berada dalam posisi yang rentan. Mereka sering kali menjadi sasaran kekerasan berbasis gender online.
“Internet dan media sosial saat ini menjadi sarana bagi munculnya tindakan kekerasan dan eksploitasi yang semakin beragam jenis dan intensitasnya,” ujar Bintang Puspayoga dalam acara bertajuk “Membangun Sinergi Kolaborasi dan Aksi Bersama untuk Melindungi Perempuan dan Anak dari Berbagai Bentuk Kekerasan di Ranah Daring”, dilansir Antaranews, Kamis (11/7)
Dengan wajah serius namun penuh semangat, Menteri Bintang mengakui bahwa kemajuan teknologi membawa dampak besar pada berbagai aspek kehidupan. “Transformasi digital telah mendorong berbagai perubahan di ranah sosial, ekonomi, dan pemerintahan,” katanya. Namun, di balik semua kecanggihan itu, ada tantangan besar yang harus dihadapi.
Baca juga : Indonesia Dorong Gencatan Senjata di Gaza
Pentingnya inklusi gender dalam transformasi digital tidak bisa diabaikan. “Perempuan masih menghadapi kesenjangan gender digital dibandingkan dengan laki-laki,” tegasnya. Meski demikian, Bintang melihat potensi besar dalam teknologi untuk memberdayakan perempuan. Dengan teknologi, perempuan dapat lebih berdaya dan berkontribusi di semua bidang, khususnya dalam ekonomi digital.
“Kontribusi perempuan dalam transformasi digital ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidupnya. Melalui kemampuan menggunakan teknologi, perempuan berpeluang untuk menambah penghasilan, meningkatkan prospek pekerjaan, hingga memperoleh berbagai pengetahuan dan wawasan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensinya,” jelasnya.
Namun, Menteri Bintang tidak menutup mata terhadap risiko yang ada di dunia digital. “Data menunjukkan bahwa perempuan dan anak merupakan kelompok yang rentan mengalami kekerasan berbasis gender online,” katanya, mengakhiri pidatonya dengan ajakan untuk terus membangun sinergi dan kolaborasi dalam melindungi perempuan dan anak dari ancaman kekerasan di ranah digital.
Baca juga : Menteri Retno: Dialog, Kunci Penyelesaian Konflik Global