Menlu Sugiono: RI Siap Rekonstruksi Gaza Pasca Gencatan Senjata

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI), Sugiono, menegaskan komitmen Indonesia untuk berkontribusi dalam rekonstruksi Gaza, Palestina, yang hancur akibat konflik berkepanjangan. Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers di Kantor Kemlu, Jakarta Pusat, Jumat (17/1), seperti dilansir oleh Detiknews.

“Pemerintah Republik Indonesia siap melakukan berbagai upaya untuk mendukung perbaikan dan rekonstruksi di Gaza,” ujar Sugiono.

Pernyataan ini muncul di tengah kabar baik tentang kesepakatan gencatan senjata antara Zionis dan Hamas, setelah 15 bulan konflik yang menghancurkan. Perjanjian yang dimediasi oleh Qatar dan didukung Amerika Serikat ini diharapkan membawa angin segar bagi kawasan yang lama dilanda kekerasan.

Dampak Konflik 15 Bulan

Konflik yang dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika ratusan pejuang Hamas melintasi perbatasan selatan rezim Zionis, telah menelan korban jiwa sekitar 1.200 orang di pihak Zionis dan menyebabkan lebih dari 250 pemukim Zionis ditawan di Gaza. Serangan balasan serta blokade ketat mengakibatkan kehancuran besar di Gaza, menambah panjang daftar korban jiwa dan kerugian material.

Sugiono menyoroti skala kehancuran ini dalam pernyataannya. “Konflik ini sudah berlangsung sangat lama, hampir 500 hari, dan sudah banyak saudara-saudara kita yang menjadi korban. Terlalu banyak nyawa melayang dan kerugian material yang kita saksikan,” ujarnya.

Harapan Baru untuk Perdamaian

Kesepakatan gencatan senjata yang dijadwalkan memasuki fase pertama pada 19 Januari 2025, akan berfokus pada penghentian kekerasan dan pembebasan tawanan. Sugiono menyebut kesepakatan ini sebagai momen penting yang harus dimanfaatkan untuk membangun masa depan baru.

“Saya kira ini adalah sesuatu yang perlu kita syukuri dan sambut dengan baik. Semoga ini menjadi awal dari masa depan baru untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah,” tambahnya dengan optimisme.

Dukungan Indonesia terhadap Palestina, terutama dalam rekonstruksi Gaza, menunjukkan komitmen yang konsisten terhadap perjuangan rakyat Palestina dan perdamaian di kawasan. Dunia kini menantikan implementasi kesepakatan ini dan apakah langkah kecil ini dapat membawa harapan besar bagi stabilitas di Timur Tengah. []