Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Mengenal ‘Pegasus’ Perangkat Mata-mata Zionis

Di tengah wabah pandemi Covid-19 yang telah menewaskan jutaan orang di seluruh dunia, kali ini dunia juga sedang dihebohkan oleh spyware atau perangkat mata-mata bernama “Pegasus”.

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (20/7), spyware Pegasus disebut dapat membaca pesan dan e-mail target, melihat-lihat foto yang mereka ambil, menyadap telepon, melacak lokasi, dan bahkan merekam dari kamera korban.

“Pegasus mungkin adalah salah satu alat akses jarak jauh yang paling mumpuni,” kata profesor keamanan siber di University of Surrey di Inggris, Alan Woodward. “Anggap saja seolah-olah Anda telah memberikan ponsel Anda ke tangan orang lain.”

Bukan kaleng-kaleng, target spyware ini bukan orang biasa. Daftar yang sempat dirilis oleh sebuah outlet media menyebutkan lebih dari 50 ribu nomor telepon. Wartawan investigasi mengidentifikasi lebih dari seribu orang di 50 negera yang dilaporkan di bawah pengawasan mata-mata menggunakan spyware Pegasus.

The Washington Post, pada Rabu (21/7) menyebut 14 pempimpin negara yang menjadi target. Di antaranya adalah tiga presiden, 10 perdana menteri, dan Raja Maroko. Secara keseluruhan, daftar tersebut mencakup lebih dari 600 pejabat pemerintah dan politisi di 34 negara.

Para peneliti meyakini, spyware asal zionis ini terdeteksi pertama kali pada 2016. Kala itu, spyware ini berkerja menggunakan jebakan teks untuk dapat menginstal dirinya sendiri ke ponsel target. Jadi penerima harus mengklik tautan pada pesan itu lebih dulu agar spyware bisa menginstal.

Namun, cara itu sudah ditinggalkan, sebab para pengguna ponsel sudah semakin waspada dan tak mudah mengklik tautan yang tak jelas. Versi Pegasus terbaru dikembangkan perusahaan zionis NSO Group, kini semakin canggih. Spyware bisa masuk ke ponsel tanpa diduga oleh penggunanya.

Dikatakan bahwa hanya dengan menelepon target lewat WhatsApp, Pegasus diam-diam dapat mengunduh dirinya sendiri ke ponsel, bahkan jika target tidak mengangkat panggilan itu.

Pada 2019, WhatsApp pun pernah menggugat NSO dengan tuduhan menyelipkan spyware ke sekitar 1.400 ponsel dengan memanfaatkan aplikasi perpesanan tersebut.

Kemudian baru-baru ini, Pegasus dilaporkan memanfaatkan kelemahan perangkat lunak iMessage Apple, yang berpotensi membuatnya mampu mengakses ke 1 miliar iPhone yang digunakan pemiliknya saat ini, tanpa pemiliknya mengeklik satu tombol pun.

Pengembang Pegasus semakin baik dalam menyembunyikan semua jejak perangkat lunak, sehingga sulit untuk mengkonfirmasi apakah ponsel tertentu telah disadap atau tidak, lanjut Woodward.

Itulah sebabnya belum diketahui pasti berapa banyak orang yang gawainya disadap, meskipun laporan baru oleh media internasional mengatakan lebih dari 50 ribu nomor telepon menjadi target.

Para analis juga percaya, NSO yang stafnya termasuk mantan anggota elite militer zionis, kemungkinan juga mengawasi dark web, tempat hacker sering menjual informasi tentang kelemahan keamanan yang mereka temukan.

Woodward menjelaskan, Pegasus dapat menginstal dirinya sendiri ke perangkat keras ponsel atau ke dalam memorinya, tergantung versinya. Jika disimpan dalam memory card, me-reboot ponsel secara teori dapat menghapusnya.

Maka, ia menyarankan agar orang-orang yang berisiko menjadi target, seperti pemimpin bisnis dan politisi, rutin me-restart gawai mereka.

“Kedengarannya seperti berlebihan bagi banyak orang, tetapi ada software anti-malware untuk perangkat seluler,” tambahnya.

“Jika Anda adalah seseorang yang berisiko, sebaiknya menginstal beberapa perangkat lunak anti-malware di ponsel,” pungkasnya tentang cara mengatasi spyware Pegasus.

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *