Nasional
Mencermati Gairah Islam Masyarakat Perkotaan
Perkembangan pesat gairah keislaman masyarakat perkotaan adalah hal positif yang penting dipertahankan. Namun, di lain sisi, efek samping berupa kian menjamurnya kelompok intoleran pun semakin marak di berbagai daerah.
Hal itulah yang mendorong Komunitas Forum IDE bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah mengadakan diskusi terbuka bertema “Gairah Islam Perkotaan” di Aula 1 FISIP UIN, Rabu (4/6) lalu.
Lebih dari 200 orang peserta, yang mayoritas mahasiswa, datang dari berbagai kampus di seputaran Jakarta seperti BSI Ciputat, UNJ, UI, dll.
Ulil Abshar Abdalla dari komunitas Jaringan Islam Liberal (JIL) dan Alimun Hanif, Direktur Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tampak hadir selaku narasumber.
Diskusi menyoroti dua sisi dampak gairah gerakan Islam perkotaan yang bertolak belakang, yaitu sisi positif dan sisi negatifnya. Sisi positif di antaranya adalah maraknya pemakaian aneka busana Muslim oleh masyarakat perkotaan, di samping bertambah banyaknya majelis pengajian dan diskusi agama di setiap tempat. Sedangkan sisi negatifnya di antaranya adalah masih rendahnya pendidikan orang-orang awam itu sangat potensial dimanfaatkan oleh kelompok intoleran untuk dijadikan massa pendukung mereka dalam mengikuti segala bentuk kegiatan yang tidak bermanfaat dan cenderung memecah-belah persatuan umat seperti ajang pengkafiran berkedok diskusi, deklarasi takfiri anti Syiah, pembid’ahan ritual-ritual warga Sunni semacam gerakan pembasmian maulid, dan lain-lain.
“Itulah sebenarnya yang menjadi tugas kita para kaum muda Muslim, untuk menjaga dan mengembangkan sisi positif dari gairah tersebut, serta membantu kaum awam itu agar mampu menyaring segala macam pengetahuan yang telah mereka terima dari berbagai narasumber,” kata Ulil.
Ulil berharap mahasiswa yang hadir dalam acara itu bisa membawa perubahan di tengah masyarakat dengan menjelaskan berbagai dampak negatif dari gairah ber-Islam tanpa melemahkan dampak positifnya. Artinya, para mahasiswa diharapkan mampu menjawab segala tantangan problematika keberagamaan yang ada di tengah masyarakat Islam perkotaan dengan argumentasi logis dan faktual. (Fuad/Yudhi)