Nasional
Menag: Tak Perlu Kuatir Intoleransi di Indonesia Meningkat
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, berbagai riset menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan gejala intoleransi di masyarakat Indonesia. Meski demikian, tak perlu ada kekuatiran berlebihan. Sebab, kata Yaqut, intoleransi belum menjadi arus utama di masyarakat.
“Berbagai riset yang dilakukan berbagai lembaga menunjukkan adanya gejala meningkatnya intoleransi. Namun kita tak perlu kuatir berlebihan karena tren ini belum jadi arus utama masyarakat,” ujar Yaqut saat memberikan sambutan dalam diskusi daring bertajuk “Understanding Indonesia Muslims Culture” yang digelar Sabtu (13/3), seperti dilansir Kompas.
Namun, Kemenag sebagai lembaga yang bertanggungjawab dalam kehidupan bergama di Indonesia, imbuh Yaqut, akan berupaya membuat kebijakan melawan intoleransi.
Tujuannya, agar masyarakat dapat menjawab tantangan perubahan sosial dan mendukung pembangunan.
Menurutnya, ada tiga program prioritas yang akan dilakukannya.
Pertama, meningkatkan pelayanan keagamaan yang lebih merakyat dan merata untuk semua masyarakat Indonesia.
“Kedua, penguatan moderasi beragama yang lebih menghadirkan kehidupan yang lebih moderat,” tutur Yaqut.
Ketiga, akselerasi transformasi digital untuk meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak.
Yaqut juga menegaskan bahwa mayoritas umat Islam di Indonesia sepakat dengan ideologi Pancasila dan berpandangan moderat. “Sebanyak 81,6 persen muslim Indonesia setuju dengan Pancasila. Ini merupakan modal dasar yang sangat bagus bagi negara kita,” tutup Yaqut.