Nasional
Menag: Mencontoh Akhlak Rasulullah, Sebuah Keniscayaan
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan umat Islam bahwa ajaran Nabi Muhammad saw itu untuk mensyukuri perbedaan dan terus memiliki rasa empati.
“Empati ini mungkin buat sebagian orang adalah hal yang tidak berarti, tapi dengan empati kita bisa bersatu, bisa saling mengerti, saling memahami dan sekali lagi ini adalah hal yang diajarkan Baginda Rasulullah SAW,” kata Yaqut dalam rangka maulid Nabi Muhammad saw 1443 Hijriah, pada Selasa (19/10).
Yaqut mengatakan bahwa empati yang ditebarkan pada semua umat, akan memperkuat silaturahmi. Ia menambahkan bahwa Nabi Muhammad saw juga memberikan teladan dalam mengelola perbedaan.
Nabi Muhammad (saw), kata Yaqut, adalah pribadi penuh kasih sayang yang mampu merangkul semua yang berbeda dan menempatkan hak-hak asasi sebagai dasar relasi sosial.
Dengan kepemimpinan Nabi Muhammad saw, umat Islam hidup harmoni di Madinah yang begitu indah meski dihadapkan pada keragaman agama, budaya, dan keyakinan.
Mencontoh akhlak dan jejak kepemimpinan Rasulullah saw, menurut Menag adalah sebuah keniscayaan.
“Spirit maulid Nabi Muhammad juga mengajak kita berjihad dengan berani untuk mengedepankan persamaan dari perbedaan,” ujarnya.
“Spirit maulid Nabi Muhammad saw juga seyogyanya menginspirasi kita untuk tak pernah berputus asa memberi yang terbaik untuk bangsa dan negara,” ucap Yaqut.