Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Menag Desak Dilakukan Penguatan Moderasi Beragama

Menteri Agama Fachrul Razi mendesak untuk dilakukan penguatan moderasi beragama, mengingat semakin gencarnya kekerasan atas nama agama di berbagai negara.

“Provokasi, ujaran kebencian dan hasutan untuk melakukan kekerasan yang dibungkus berbagai hegemoni dan identitas, baik agama, budaya, kelompok dan suku ini telah mengikis dan mengaburkan rasa saling menghormati, kasih sayang, perdamaian dan persatuan,” katanya saat memberikan sambutan dan membuka acara Colloquium Tokoh Agama: Kerukunan dan Moderasi Beragama dalam Konteks Kemajemukan Indonesia di Kantor Kementerian Agama, Rabu (25/11), seperti dikutip dari Republika.

Fachrul mengatakan sejumlah kekerasan yang mengatasnamakan agama sangat mengusik rasionalitas dan nurani masyarakat dunia termasuk masyarakat Indonesia. Seluruh umat beragama mengungkapkan keprihatinannya dan mengecam tindakan-tindakan kekerasan yang menjurus ke arah perpecahan. Semua itu hampir selalu dimulai dari sikap intoleransi.

Dari perspektif agama, lanjutnya, kemajemukan adalah rahmat, kasih sayang dan kehendak Tuhan. Kemajemukan itulah yang membuat kehidupan menjadi lebih dinamis dan berwarna, saling menopang, saling mengenal, dan saling mengasihi dan menyayangi.

Menag mengatakan pemeluk agama berhak berpandangan bahwa agama yang dianutnya adalah agama yang paling benar. Namun di sisi lain, pemeluk agama lain juga punya hak yang sama atas agama yang diyakininya.

“Untuk itulah pentingnya rasa saling menghargai dan menghormati antar pemeluk agama dan kepercayaan lainnya,” ujarnya.

Maka, penguatan dan pengarusutamaan moderasi beragama sangat mendesak dilakukan tokoh agama, seluruh komponen masyarakat, serta pemerintah sebagai justifikasi kehadiran negara. Sebab dialog kerukunan beragama saja tidak cukup memadai dalam merawat kemajemukan keindonesiaan.

“Penguatan moderasi beragama sangat mendesak dilakukan. Agama selalu lahir dalam misi mulianya, yaitu perdamaian dan keselamatan,” jelas Menag.

Menag berharap agenda Colloquium ini menjadi salah satu upaya mewujudkan kerukunan dan moderasi beragama di Indonesia, yang selalu mengedepankan kasih sayang, toleransi, gotong-royong, adil, dan saling menghormati sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan ajaran mulia semua agama.

“Dengan moderasi beragama, umat rukun, Indonesia maju,” tegas Menag.

Kegiatan Colloquium yang digelar secara tatap muka dan dalam jaringan ini diikuti tokoh lintas agama, pejabat Eselon I dan II, serta para Kepala Kanwil Kemenag seluruh Indonesia.