Nasional
Menag: Ceramah Itu Bukan Menghina dan Provokasi
Menag: Ceramah Itu Bukan Menghina dan Provokasi
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan agar para penceramah mengedepankan cara-cara santun dan tanpa memprovokasi jamaah. Sebab menurutnya, tindakan provokasi hanya akan memancing emosi publik. Para penceramah harus menjunjung tinggi sikap saling menghormati dan menghargai.
“Ceramah harus disampaikan dengan hikmah dan mauidhah hasanah. Bukan dengan cara-cara menghina dan memprovokasi. Hal itu bukan mengundang simpati, tapi emosi,” pesan Menag, Senin (3/1), seperti dikutip Liputan6.
Hal itu disampaikan Menag sebagai respons perusakan pesantren di Lombok Timur yang diduga dipicu oleh viralnya ceramah ustadz dari Ponpes as-Sunnah yang menghina Makam Selaparang, Sukarbela, Alibatu, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (2/1).
Baca juga : Jokowi: Banjiri Ruang Digital dengan Konten-konten Positif
Menag berharap masyarakat setempat tetap tenang dan tidak terpancing aksi tersebut. “Kemenag setempat untuk segera melakukan langkah-langkah proaktif agar kasus ini segera tuntas dan kedamaian di Lombok Timur tercipta lagi,” kata Gus Yaqut.
Selin itu, Menag juga mengajak tokoh agama, tokoh masyarakat, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Lombok Timur untuk terus bersinergi dalam menjaga, merawat, dan memelihara kerukunan umat beragama yang dilandasi rasa toleransi, saling menghormati, dan saling menghargai.
“Kami harap semua pihak mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi di tengah masyarakat,” ujarnya.
“Tindakan sekelompok orang yang main hakim sendiri merusak pesantren dan harta benda milik orang lain tidak bisa dibenarkan dan jelas merupakan pelanggaran hukum,” pungkasnya.
Baca juga : BNPT: Kelompok Teroris Terus Berkembang