Nasional
Maulid Nabi, Momen Persatuan Antar Mazhab di Bali
Maulid Nabi, Momen Persatuan Antar Mazhab di Bali
Momen peringatan Maulid Nabi Muhammad saw yang digelar di Majlis Arrasul Bali, Jumat (5/11) menjadi momen manis bagi persatuan umat Islam. Dalam acara itu, ikut hadir umat Islam dari pelbagai mazhab, terutama Ahlusunnah dan Syiah. Mereka terlihat bersatu, membaur, bergembira bersama menyambut kelahiran sosok manusia termulia.
“Di Bali, hal ini biasa,” tutur ketua DPW Ahlulbait Indonesia (ABI) Bali, Habib Ridho Haddad.
“Persatuan dalam lingkup kecil lintas mazhab itu bukan hal yang mustahil. Terutama di Bali,” tambahnya, Sabtu (6/11).
Acara maulid itu dihadiri sedikitnya 250 jamaah dari berbagai kalangan dan lembaga keislaman di wilayah Bali. Di antaranya Lazismu, Ansor, dan Banser. Bahkan, ikut hadir pula dalam acara mulia itu, sejumlah jamaah dari beberapa majelis Ahlusunnah lainnya.
Baca juga : Menlu Retno: Tindakan Rezim Zionis Tak Bisa Disebut Membela Diri
Di Bali, ungkap Habib Ridho, kegiatan bersama yang melibatkan Ahlusunnah dan Ahlul Bait (Syiah) sudah kerap diadakan. Namun, selama ini lingkupnya kecil dan hanya diikuti beberapa individu saja. Ia mencontohkan kegiatan donor darah yang dilaksanakan bersama antara kalangan Ahlusunnah dan Syiah.
Habib Ridho mengingatkan agar menjadikan perbedaan sebagai rahmat dengan menjaga toleransi dan memupuk keberagaman dengan cara terbaik.
“Perbedaan jangan sampai memberikan kita batasan untuk berinteraksi, bersosialisasi, dan memberikan manfaat bagi orang lain. Menjadikan perbedaan sebagai ‘rahmat’ seperti fitrah perbedaan itu sendiri artinya, menunjukkan bahwa walaupun kita berbeda satu sama lain, tapi bertoleransi dan tetap terus memupuk keberagaman itu dengan cara terbaik,” ujar Habib Ridho.
Peringatan Maulid itu juga mengikuti protokol kesehatan dengan dilakukan pengecekan bagi hadirin yang keluar dan masuk melalui penggunaan aplikasi PeduliLindungi.
Momen bahagia Maulid Nabi Besar Muhammad saw di Pulau Dewata terbukti mampu menyatukan umat dari pelbagai mazhab dalam Islam, khususnya Ahlusunnah dan Syiah. Karena itu, momen yang sama juga kiranya dapat dijadikan ajang bagi penguatan ukhuwah Islamiyyah di daerah lain di Indonesia.
Baca juga : DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu Retno: Indonesia Kecewa