Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Langkah Zionisme di Minahasa

Langkah Zionisme di Minahasa

Langkah Zionisme di Minahasa

Sebuah pameran foto holocaust (holokaus) dan pembukaan Museum Holokaus Yahudi di Tondano, Minahasa, di Sulawesi Utara, pada Kamis 27 Januari kemarin yang katanya merupakan Peringatan Hari Holokaus. Acara itu dibuka oleh Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lapel.

“Suatu kehormatan berada di Minahasa dan berbicara pada pembukaan Museum Holokaus pada #InternationalHolocaustRemembranceDay (27 Jan). Jerman akan selalu mendukung peringatan terhadap ‘pelajaran universal’ ini dan berdiri melawan rasisme, anti-Semitisme, dan segala bentuk intoleransi,” tulis Lepel di akun Twitternya, Kamis (27/1), seperti dilansir Detik.

Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw dengan bangga menyambut pembangunan Museum Holokaus dan Pemaran tersebut.

“Apresiasi yang tinggi atas dibangunnya gedung museum pertama di Asia Tenggara di Tondano Minahasa. Ini menjadi catatan sejarah, karena bukan hanya se-Indonesia, tapi se-Asia Tenggara,” kata Steven setelah menerima kunjungan Dubes Jerman untuk RI, Ina Lapel, di Kantor Gubernur Sulut, Jumat (28/1).

Baca juga : PBB Tetapkan Pidato Bung Karno Sebagai Memori Kolektif Dunia

Namun, pameran dan pembangunan Museum Holokaus ini langsung mendapat kecaman dari MER-C Indonesia, sebuah organisasi kemanusiaan yang kerap membantu perjuangan rakyat Palestina.

Ketua Presidium MER-C Indonesia, dr. Sarbini Abdul Murad meminta pameran itu dihentikan dan museum segera ditutup. Baginya, pameran dan pembangunan museum holokaos di Minahasa itu merupakan upaya tak langsung untuk membuka hubungan diplomatik dengan rezim zionis.

“Ini prolog yang ingin disampaikan oleh orang-orang Yahudi minoritas bahwa ada peristiwa holokaus menyedihkan yang pernah dialami zionis. Mereka ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat Indonesia bahwa zionis adalah bangsa yang tertindas dan menderita,” ujar Sarbini.

Dengan pembangunan museum tersebut, lanjut Sarbinin, zionis ingin menggugah hati rakyat Indonesia dengan informasi-informasi yang mereka susun. Targetnya kedepan, rakyat Indonesia tak lagi menolak pembukaan hubungan diplomatik dengan rezim ilegal zionis.

“Mereka ingin mengetuk dan membuka hati rakyat Indonesia dengan informasi-informasi semacam ini. Targetnya diharapkan ke depan rakyat Indonesia tidak akan menolak pembukaan hubungan diplomatik dengan ‘Israel’,” katanya.

Baca juga : Densus 88 Tangkap Anggota JI dan JAD

Sarbini menjelaskan bahwa bukan warga Yahudi yang dimusuhi. Namun paham zionisme yang identik dengan kolonialisme dan rasialisme. Malah yang terjadi sekarang, kata Sarbini, adalah sebaliknya, “Rezim zionis yang tengah melakukan holokaus terhadap rakyat Palestina!”

Ia pun berharap Pemerintah Indonesia konsisten dengan dukungan dan pembelaan terhadap Palestina, yang berarti hal-hal seperti ini harus dianggap sebagai aktivitas ilegal.

“Pendirian museum dan pameran foto holokaus yang berlangsung di Minahasa melukai sejarah dan perjuangan rakyat Indonesia yang selama ini selalu bersama Palestina dan mendukung perjuangan bangsa Palestina,” ujarnya.

Pada 1 November 2005, PBB mencanangkan Hari Peringatan Holokaus Internasional yang diperingati setiap 27 Januari. Tujuannya, agar semua orang percaya bahwa pembantaian Holokaus yang merupakan mitos politik zionisme itu benar-benar terjadi.

Para pakar sejarah dunia kebanyakan menolak adanya peristiwa Holokaus. Bahkan beberapa di antaranya mencurigai holokaus sebagai industri zionisme, seperti sejarahwan Yahudi, Prof. Norman Finklestein. Figura sejarahwan lainnya seperti Robert Faurisson dan Profesor Roger Garaudy asal Perancis termasuk yang meragukan jumlah orang Yahudi yang diklaim zionis telah dibunuh rezim Nazi sebanyak 6 juta jiwa. Bahkan, kata mereka, jumlah korban dari ras Eropa pada Perang Dunia II jauh lebih besar dari ras Yahudi, seperti ditulis Dina Sulaeman pakar kajian Timur Tengah dalam bukunya “Ahmadinejad on Palestine”.

Pada 1933, jumlah Yahudi di Eropa diperkirakan hanya 494 ribu orang. Karenanya, sangat tidak masuk akal, hanya berselang beberapa tahun saja, jumlahnya membengkak begitu dasyat hingga 8 juta orang dengan 6 juta di antaranya menjadi korban holokaus Nazi. Terlebih lagi, saat ini diperkirakan jumlah Yahudi diseluruh dunia hanya berkisar 13 juta orang.

Baca juga : Hari ini, 7 Ribu Jamaah Haji Indonesia Terbang ke Mekkah

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *