Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Kominfo: Hoaks Hambat Penanganan Pandemi Covid-19

Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebut hoaks yang menyebar di masyarakat dapat menghambat upaya penanganan pandemi COVID-19 di Tanah Air.

“Hoaks tumbuh subur bisa menghambat kita menangani krisis, dalam hal ini pandemi COVID-19,” kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kominfo, Usman Kansong, dalam webinar “Tantangan Komunikasi Publik Demi Membangun Optimisme”, pada Kamis (26/8), seperti dilansir Antara.

Hoaks kian menjamur ketika terjadi dinamika yang tinggi di masyarakat, misalnya saat pemilihan umum atau krisis kesehatan seperti sekarang ini.

Untuk melawan hoaks yang menyebar cepat saat pandemi ini, Kominfo mengatakan akan terus menyisir dan membuat kontra narasi khususnya untuk hoaks yang berhubungan dengan kesehatan.

Mengutip pendapat para ahli, Usman mengatakan bahwa kontra narasi untuk hoaks justru bisa menambah “keterikatan” atau engagement konten tersebut.

Ketika membaca kontra narasi, orang akan mencari tahu apa yang melatarbelakangi sehingga mencari hoaks yang dimaksud.

“Karena itu, menurut ahli, yang terbaik adalah minta platform untuk menurunkan supaya orang tidak bisa akses,” kata Usman.

Selain memutus akses, Kominfo juga lebih banyak fokus memberikan literasi digital kepada masyarakat dan memberikan kontra narasi terhadap hoaks yang beredar.

Menurut Usman, literasi digital perlu diberikan kepada masyarakat agar mereka bisa memanfaatkan internet untuk mendapatkan informasi yang benar.

Kominfo juga bekerja sama dengan media massa yang memiliki tim pengecekan fakta.

Menurut data Kominfo, ada 270 isu hoaks yang berhubungan dengan vaksin COVID-19, sebarannya mencapai 1.897, Kominfo segera menurunkan (take down) konten tersebut karena isu seperti itu membuat orang tidak mau divaksin.

Untuk menurunkan konten yang menyebar di media sosial, Kominfo bekerja sama dengan penyelenggara sistem elektronik atau platform media sosial untuk menurunkan konten bermasalah tersebut.

“Kita butuh kontribusi platform itu. Di luar negeri, ini biasa terjadi,” kata Usman.