Nasional
Kepada Anggota dan Keluarga TNI-Polri, Jokowi: Jangan Undang Penceramah Radikal
Kepada Anggota dan Keluarga TNI-Polri, Jokowi: Jangan Undang Penceramah Radikal
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan anggota dan keluarga TNI-Polri agar tidak asal mengundang penceramah sembarangan. Menurut Jokowi, kegiatan itu harus dikoordinasi oleh kesatuan masing-masing.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam rapim TNI-Polri, Selasa (1/3) tentang kedisiplinan nasional, seperti dilansir Detiknews.
“Nggak bisa, menurut saya, nggak bisa ibu-ibu itu memanggil misalnya, ngumpulin ibu-ibu yang lain, memanggil penceramah semaunya, atas nama demokrasi. Sekali lagi, di tentara, di polisi, nggak bisa seperti itu. Harus dikoordinir oleh kesatuan,” kata Jokowi.
Jokowi meminta hal-hal detail seperti itu diperhatikan oleh kesatuan di TNI-Polri. Jokowi tidak ingin ada anggota TNI-Polri atau keluarganya mengundang penceramah yang radikal.
Baca juga : Menyambut Era AI, Pakar: Buat Transformasi Pendidikan Menarik
“Kesatuan harus koordinir hal-hal kecil-kecil tadi yang saya sampaikan, makro dan mikro. Ini mikronya harus kita urus juga. Tahu-tahu mengundang penceramah radikal, nah kan nggak bisa begitu,” ujar Jokowi.
Awalnya Jokowi berbicara tentang demokrasi dan kultur di TNI-Polri. Menurutnya tak ada yang namanya bawahan merasa bebas, tak sama dengan atasan.
“Eh nggak boleh… dengan berbicara masalah demokrasi. Tidak ada yang namanya di tentara, di kepolisian, nggak ada. Seperti ini harus mulai dikencangkan lagi, supaya masyarakat itu melihat dan bisa, kita bawa juga ke arah kedisiplinan nasional,” kata Jokowi.
Baca juga : Epidemiolog UI Sebut Indonesia Siap Akhiri Darurat Covid-19
“Ini bukan hanya bapak-bapak atau ibu-ibu yang bekerja, tetapi yang di rumah juga sama. Hati-hati, ibu-ibu kita juga sama, kedisiplinannya harus sama. Nggak bisa, menurut saya, nggak bisa ibu-ibu itu memanggil misalnya, ngumpulin ibu-ibu yang lain, memanggil penceramah semaunya, atas nama demokrasi. Sekali lagi, di tentara, di polisi, nggak bisa seperti itu. Harus dikoordinir oleh kesatuan,” imbuh Jokowi.
Jokowi meminta hal-hal detail seperti itu diperhatikan oleh kesatuan di TNI-Polri. Jokowi tidak ingin ada anggota TNI-Polri atau keluarganya mengundang penceramah yang radikal.
“Kesatuan harus koordinir hal-hal kecil-kecil tadi yang saya sampaikan, makro dan mikro. Ini mikronya harus kita urus juga. Tahu-tahu mengundang penceramah radikal, nah kan nggak bisa begitu,” ujar Jokowi.
Baca juga : Jika Kedaruratan Covid-19 Dicabut, Kemenkes: Vaksinasi Tak Lagi Gratis