Nasional
Kadensus: Polarisasi Jelang Pemilu Tingkatkan Terorisme
Kadensus: Polarisasi Jelang Pemilu Tingkatkan Terorisme
Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Marthinus Hukom mengingatkan, tingginya tensi poltik jelang Pemilihan Umum (Pemilu) serta polarisasi yang terjadi pada masyarakat akan meningkatkan radikalisme dan terorisme.
“Apalagi ketika kita menggunakan politik-politik identitas dengan mengusung identitas parsial,” kata Marthinus dalam acara Dialog Kebangsaan bertema ‘Strategi Pencegahan Terorisme dan Radikalisme’ di Sespim Lemdiklat Polri, Kamis (24/8) dilansir KBR.
Yang dimaksud Identitas parsial menurut Martinus adalah orang-orang yang termarjinalkan, lalu mereka menonjolkan identitas mereka sebagai identitas yang paling menonjol dibandingkan identitas lain.
“Lalu, ketika identitas ini menjadi superior mereka melihat orang lain sebagai inferior, di situ terjadi kekerasan,” kata Marthinus.
Baca juga : Pengamat Terorisme: Harus Curiga Jika Ada Kajian Mengkafirkan Orang
Ia menambahkan bahwa saat ini Densus 88 harus mampu menganalisis intelijen guna mengantisipasi adanya kelompok-kelompok yang ingin memanfaatkan ketegangan politik.
“Kami mempunyai prinsip-prinsip untuk melakukan analisis intelijen. Pertama, adalah dari database yang ada, kedua dari sejarah-sejarah pemilihan presiden (Pilpres) yang ada,” ucap Marthinus.
Marthinus melanjutkan, lembaganya harus mengantisipasi tokoh-tokoh yang sering menggunakan isu-isu politik identitas dan isu lain yang dapat memantik radikalisme dan terorisme.
“Pesta demokrasi murni untuk memilih pemimpin bukan untuk membentuk polarisasi di masyarakat. Marilah kita menghindari penggunaan identitas parsial, karena identitas parsial ini sudah pasti membentuk polarisasi di masyarakat. Jadi, semuanya ini adalah tanggung jawab semua elemen untuk menjaga ini semua,” tutupnya.
Baca juga : Menteri Budi: Kejahatan Digital Semakin Canggih