Nasional
Inilah Catatan Kemenkes Terkait Pelaksanaan PPKM Darurat
Kementerian Kesehatan (Kesehatan) pun memberikan catatannya terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali yang sudah berjalan selama dua pekan sejak 3 Juli 2021.
“Beberapa hal yang tentunya masih perlu kita perhatikan. Pertama adalah peningkatan jumlah testing dilakukan dengan mengikuti strategi tes yang benar yaitu prioritas penemu kasus pada suspek dan kontak erat dari kasus-kasus yang terkonfirmasi,” ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers PPKM Darurat secara virtual, Rabu (14/7), seperti yang dilansir dari Okezone.
Kedua seluruh kontak erat, dites dan dilakukan karantina. Ketiga, rapid diagnostik atau RDT Antigen digunakan sebagai alat diagnosis dalam kondisi keterbatasan sumber daya.
“Kabupaten kota dengan keterisian tempat tidur lebih dari 80 persen perlu segera mengkonversi tempat tidur sehingga 40 persen dari total rumah sakit yang ada di kabupaten kota tersebut dialokasikan untuk Covid-19,” ucap Nadia.
Ia menambahkan jika kebutuhan tempat tidur masih belum terpenuhi, maka konversi rumah sakit dan pembangunan rumah sakit lapangan darurat Covid-19 dapat dilakukan.
“Disiplin perlu ditingkatkan termasuk pencatatan dan pelaporan pelacakan melalui sistem silacak. Sistem persediaan oksigen melalui sistem informasi rumah sakit online dan pemeriksaan melalui sistem nasional all record,” papar Nadia.
Nadia menegaskan bahwa di masa PPKM Darurat peran seluruh elemen masyarakat untuk taat dan menerapkan protokol kesehatan menjadi faktor yang penting bagi keberhasilan, selain indikator kesehatan lainnya.
“Penting kita perhatikan mobilitas penduduk menjadi indikator kunci yang harus dipantau untuk menentukan keberhasilan PPKM Darurat ini. Sosialisasi dan pengawasan juga perlu dilakukan masyarakat paham pentingnya pembatasan mobilisasi penduduk agar target mobilisasi warga betul-betul tercapai hingga 50 persen,” kata Nadia.
“Tidak kalah pentingnya pengawasan dan penerapan protokol kesehatan juga harus harus kita lakukan,” tutupnya Nadia.